Daerah

Evaluasi BDR, SMA 11 Enrekang Programkan Kunjungan Rumah

Pelaksana Tugas Kepala UPT SMAN 11 Enrekang , Saparuddin,S.Pd. hari ini, tanggal 13 Januari 2020 melakukan pemantauan kegiatan Belajar dari Rumah. Sejak 4 Januari 2020 yang lalu hingga kemarin, terlihat tingkat partisipasi peserta didiknya di sekolah, masih sangat kurang.

“Kami sudah menyiapkan alat penguat jaringan agar jangkauan sinyal lebih luas. 55 persen yang belajar online, setelah sepekan berlalu rata-rata kehadiran siswa hanya 50 persen belajar daring. Hanya 178 yang hadir secara online, sisanya tidak diketahui,” katanya.

Safaruddin yang juga masih menjabat Wakasek Kesiswaan, berjalan ke rumah-rumah untuk melakukan kunjungan rumah. Besok, katanya, dilanjutkan rekan-rekan lainnya yakni Wakasek Kurikulum, Wakasek Humas, BK dan nanti berikutnya wali kelas dan guru.

“Kunjungan rumah dimaksudkan  untuk mengetahui secara langsung permasalahan siswa yang jarang  BDR. Sekaligus mencari solusi -solusi agar tidak ketinggalan materi pembelajaran,” katanya. Ia yang juga masih mengajar PKN menambahkan siswa sudah jenuh dengan BDR. Bahkan  bahkan banyak orang tua yang menyarankan untuk segera melakukan PTM.

“ Alhamdulilah, setelah dikunjungi rumah siswa, orang tua mulai paham. Pemerintah perlu didukung dalam menangani corona. Mereka paham, dan akan membantu dengan mendorong anak untuk tetap belajar di rumah,” katanya menambahkan.

Anwar, S.Pd. sebagai Wakasek Humas SMA Negeri 11 Enrekang di tempat terpisah mengatakan hal yang sama. Ia menjelaskan bahwa Wakasek Kesiswaan, juga menjadi PLT kepala sekolah yang bergerak dulu. Katanya, PLT wajib memberi contoh.

“Semua akan bergerak mencari rumah dari anak yang tidak BDR. Luring dibuka bagi anak yang terkendala jaringan, kuota, dan hape tidak dimiliki. Luring berjalan. Bermasalah adalah anak-anak yang BDR, sekitar 50 persen rata-rata tidak masuk belajar di mata pelajaran.”  Semua guru akan diminta untuk kunjungan rumah, katanya lebih lanjut.

Muhammad Fadli, siswa kelas XII iIS1 termasuk yang dikunjungi Orangtua siswa itu mengatakan  bahwa BDR membuat susah anaknya.

“Masa untuk belajar, anak saya harus berjalan kaki jauh untuk mencari jaringan. Ia bersama temannya, berjalan kaki dan naik gunung setiap hari.  Kasihan. Semoga segera ke kelas.”

Setelah didekati, orang tua siswa ini akhirnya tersenyum dan bersedia untuk membantu sekolah.

“Saya akan ingatkan Fadil agar giat belajar demi masa depannya.

Kegiatan kunjungan rumah,mutlak dilakukan untuk mengetahui masalah. “Besok giliran saya,kita kunjungan rumah untuk memotivasi orang tua dan siswa agar tetalulet di masa wabah ini. Dengan ke rumah, maka kekeluargaan sekolah dengan siswa dan orang tua yang pengganti terjalin. Semoga semua  bersabar,” katanya lagi. # baharuddin

Facebook Comments
What's Your Reaction?
+1
0
+1
0
+1
2
+1
0
+1
2
+1
0
+1
0

Tinggalkan Balasan

Back to top button

Adblock Terdeteksi !

Maaf Matikan dulu Adblock anda