Yuni Shara Dinobatkan Sebagai ‘Perempuan Penggerak Pendidikan’
Penyanyi Wahyu Setyaning Budi atau lebih dikenal dengan Yuni Shara didapuk oleh Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) sebagai tokoh Perempuan Penggerak Pendidikan. Penunjukan ini tak lepas dari kontribusi Yuni di dunia pendidikan yang menyelamatkan lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Cahaya Permata Abadi di Batu, Malang, Jawa Timur yang nyaris ambruk dan akan ditutup.
Yuni menilai, pengukuhan dirinya sebagai Perempuan Penggerak Pendidikan adalah hal yang berlebihan. Pasalnya, penyanyi spesialis lagu daur ulang ini tidak pernah terlibat langsung dalam dunia pendidikan.
Apa yang ia lakukan di PAUD tersebut semata karena panggilan hati yang ingin melihat anak-anak di sekolah tersebut tetap bisa bersekolah. “Dikasih compliment yang menurut saya ketinggian. Tapi apapun itu bentuk penilaiannya saya sampaikan terima kasih. Menjadi berat buat saya, di mana saya harus berusahan bisa lebih baik lagi,” kata Yuni kepada wartawan, usai acara Gelar Wicara Perempuan PGRI bersama Yuni Shara, di Jakarta, Jumat, 21 Februari 2020. Meskipun awalnya hanya sekadar berniat membantu, nyatanya PAUD Permata Cahaya Abadi hingga kini terus berjalan. Bahkan saat ini sudah memiliki bangunan sekolah sendiri, setelah hampir tujuh tahun mengontrak.
“Selama tujuh tahun ini memang masih ngontrak, karena di Batu itu untuk membangun satu sekolah, tanahnya sudah sangat mahal. Sama seperti di Jakarta. Di sana tanahnya bisa Rp15 juta (per meter persegi),” jelasnya.
Selama tujuh tahun itu pula, tutur penyanyi kelahiran Malang ini, ia membiayai sekolah dari koceknya sendiri. Bahkan kakak dari diva Indonesia Krisdayanti ini juga menyediakan makanan.
“Memang saya masih support sendiri, saya merasa berat saat itu. Jadi saya masih ngontrak, kemudian membiayai sekolah itu, saya punya guru sarjana PAUD ada 14 orang, itu berjalan karena ada tempat penitipan anak, otomatis harus ada asupan makanan untuk anak-anak,” kata Yuni.
Untuk pembelajaran, ia menerapkan metode yang membuat anak betah. Selain itu juga ada kegiatan di luar kelas dan sekolah. Yuni pun menggandeng para orang tua murid untuk melakukan kegiatan bersama anak-anaknya.
“Jadi kami adakan parenting dengan wali murid. Saya juga melaksanakan drum band, itu sulit loh main musik harus berdiri, mereka punya bisa main drum band dengan baik. Saat upacara juga dilatih dengan Paskibra betulan,” tuturnya.
Yuni menyebut sekolah anyar yang ia bangun itu segera dapat digunakan. Nantinya sekolah itu akan resmi beroperasi pada 17 Agustus 2020, dibarengi dengan upacara bendera memperingati Hari Ulang Tahun Republik Indonesia.**