Inspirasi

π— π—”π—‘π—”π—π—˜π— π—˜π—‘ π—€π—”π—Ÿπ—•π—¨

(Sitti Dahlia Azis, si fakir ilmu)

Insan atau manusia bukanlah diciptakan dari api sehingga jiwanya harus meluap bagaikan api yang berkobar. Unsur api memang ada tapi itu sebagai pembakar semangat untuk berfastabiqul khairat.

Unsur tanah akan memberi kita jiwa yang  lebih banyak merendah, menghidupkan dan memikirkan kepentingan orang banyak bahkan tempat berteduh makhluk yang ada di muka bumi. Jadi manusia itu sejatinya adalah rahmat bagi alam. Tanah adalah tempat tumbuh kembangnya segala macam flora dan fauna yang kelak bermanfaat bagi manusia juga. Bukankah manusia adalah makhluk yang paling mulia diantara ciptaan Allah?

Ya. Kedudukan mulia apabila manusia itu mampu memuliakan dirinya. Dia tercipta dari kasih sayang, karenanya dia ikut menyayangi makhluk yang ada di muka bumi. Dia terlahir dari rahim wanita tangguh namun lembut hati … maka begitulah cara dia dalam berjuang.

Hadirnya manusia di muka bumi ini karena adanya kasih sayang. Bukan nafsu yang berkobar seperti unsur api itu. Manusia ada karena jalinan kasih kedua orangtuanya, lalu dibesarkan dengan cinta kasih, tumbuh dewasa berkah juga karena cinta … bukan dari kekasaran dan paksaan satu pihak.

Mari kita belajar dari unsur tanah yang walaupun diinjak, digali, dipacul tetap diam. Andaikan tanah adalah makhluk hidup yang pandai berucap, maka dia akan berkata “kau sudah menginjakku, kau sudah mencangkul tubuhku bahkan membuang tinja di kepalaku tapi aku tidak dendam … aku terus mengalirkan air, terus memberikan kehidupan untuk makhluk yang berjalan di atas perutku.”

Manusia kau diciptakan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam dari unsur tanah agar kau bisa memberikan kedamaian,  kesejahteraan dan kemakmuran, setidaknya senyuman kepada semua makhluk yang ada di sekitarmu. Mengapa yang ada hanya persaingan, permusuhan bahkan peperangan … apakah karena kebutuhan atau  kepentingan yang tidak tersampaikan? Mengapa merasa ditepikan sedangkan di dalam proses mencapai kesuksesan ada kebersamaan atau kolaborasi (keluarga, sahabat dan kerabat) termasuk mengusung kepentingan umum agar terealisasikan.

Cobalah, jangan merendahkan diri dengan merasa tak punya andil. Namun jangan pula merasa bahwa dirimu segalanya sebagai top leader dari kesuksesan orang lain, sehingga orang menganggap dirimu sombong.

Sombong … kembali ke asal mula kelahiran makhluk. Dari sari pati makanan … sperma bertemu dengan sel telur … menjadi segumpal darah dan ditiupkanlah roh Ilahi. Adakah yang lebih baik dari sesamanya?

Pinrang, 13 Juni 2023

Facebook Comments
What's Your Reaction?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0

Tinggalkan Balasan

Back to top button

Adblock Terdeteksi !

Maaf Matikan dulu Adblock anda