Menempa Kemandirian di Bumi Perkemahan: Pramuka Wajib di SMA Datuk Ribandang

Di tengah hiruk pikuk kota Makassar, tepatnya di SMA Datuk Ribandang, semangat kepramukaan berkobar lebih nyala dari biasanya. Bukan sekadar ekstrakurikuler pilihan, Pramuka kini menjadi bagian tak terpisahkan dari kurikulum, sebuah langkah yang didorong oleh kebijakan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melalui No 12 Tahun 2024. Peraturan ini mewajibkan setiap satuan pendidikan untuk menyelenggarakan minimal satu ekstrakurikuler Gerakan Pramuka dan memiliki gugus depan.
Kebijakan ini disambut antusias oleh Kepala SMA Datuk Ribandang, DR. Sitti Sakirah S.Si, M.Si. Beliau tak hanya mendukung, tetapi juga aktif terlibat dalam berbagai kegiatan kepramukaan, baik di lingkungan sekolah maupun di luar. “Kebijakan ini sangat penting untuk membentuk karakter siswa,” ujarnya dengan mantap. “Oleh karena itu, saya menyerukan agar setiap peserta didik di sekolah kami wajib mengikuti ekstrakurikuler Pramuka.”

Seruan tersebut bukan tanpa alasan. Sitti Sakirah meyakini bahwa Pramuka memiliki peran krusial dalam pengembangan diri siswa. “Tujuannya jelas, sebagai pengembangan bakat siswa, melatih mental dan fisik, menanamkan kemandirian, dan yang tak kalah penting, membangun jiwa sosial,” tambahnya.
Suasana berbeda terasa setiap beberapa pekan di lingkungan sekolah. Halaman yang biasanya dipenuhi aktivitas belajar mengajar, berubah menjadi bumi perkemahan. Tenda-tenda berdiri tegak, api unggun menyala, dan suara yel-yel membahana. Itulah Perkemahan Jumat Sabtu Minggu (Perjusami), kegiatan rutin yang menjadi ajang bagi para siswa untuk mendalami ilmu dan tata cara kepramukaan.
Di Perjusami inilah, para peserta ditempa. Mereka belajar tentang tali temali, navigasi, pertolongan pertama, dan berbagai keterampilan kepramukaan lainnya. Lebih dari itu, mereka juga belajar tentang kerjasama, gotong royong, dan kepemimpinan. Di bawah bintang-bintang, mereka berbagi cerita, pengalaman, dan mimpi. Api unggun menjadi saksi bisu kebersamaan dan persaudaraan yang terjalin.
“Perjusami bukan sekadar kegiatan berkemah biasa,” jelas salah seorang pembina Pramuka di SMA Datuk Ribandang. “Ini adalah laboratorium alam, tempat para siswa belajar tentang kehidupan, tentang bagaimana bertahan, bekerja sama, dan saling membantu.”
Semangat dan dedikasi yang ditunjukkan oleh Sitti Sakirah dan para pembina Pramuka di SMA Datuk Ribandang memberikan harapan baru bagi pendidikan karakter di Indonesia. Mereka membuktikan bahwa Pramuka bukan sekadar kegiatan ekstrakurikuler, tetapi juga sebuah wadah yang efektif untuk membentuk generasi muda yang mandiri, berdedikasi, dan memiliki jiwa sosial yang tinggi.
Menutup perbincangan, Sitti Sakirah menyampaikan harapannya yang tulus. “Saya berharap setiap siswa yang lulus dari sekolah ini memiliki jiwa kemandirian dan dedikasi yang tinggi,” tutupnya dengan senyum optimis. Harapan yang sejalan dengan semangat Gerakan Pramuka, untuk melahirkan tunas-tunas bangsa yang berkarakter dan siap menghadapi tantangan zaman. Kisah di SMA Datuk Ribandang ini adalah secuil gambaran bagaimana Pramuka, di bawah payung kebijakan yang tepat, dapat menjadi kekuatan pendorong bagi pembentukan karakter generasi penerus bangsa.#heryanto