Lokakarya 4 PSP di Warnai Penyerahan Buku SMAN 3 Pinrang

Diakhir kegiatan lokakarya 4 Program Sekolah Penggerak (PSP) diwarnai penyerahan buku hasil karya para guru dari SMAN 3 Pinrang yang berjudul Merakit Inovasi Pembelajaran di Masa Covid 19, buku tersebut diserahkan lansung oleh Abdul Wahid Nara, S.Pd. M.Pd, salah satu kepala sekolah penggerak di Sulsel kepada Pengajar dikegiatan tersebut Dr. Nensilianti, M.Hum dan Muslimin Syarif, S.Pd. M.Si. (21/3) di Hotel MS Pinrang
Menurut Wahid Nara bahwa buku tersebut merupakan kumpulan tulisan para guru yang terus melakukan inovasi pembelajaran ditengah masa pandemi dimana masa yang selalu mengalami perubahan kondisi pembelajaran, sehingga dibutuhkan guru yang kreatif dan menceritakan berbagai pengalaman dan tantangan yang dialami dalam kondisi tersebut.
“Ini salah satu wujud dalam mengembangkan literasi disekolah kami” jelas wakil ketua umum Ikatan Guru Indonesia Pusat ini. “Selain itu berbagi cerita dan pengalaman mengajar disituasi yang selalu berubah ini” tambahnya. Karena salah satu perubahan yang diharapkan disekolah penggerak yaitu literasi dan numerasi harus mengalami peningkatan dan diatas rata-rata.
Selain karya guru sekolah yang terletak di Patobong kecamatan Mattiro Sompe tersebut karya siswa juga telah dibukukan di buku gebyar literasi smantap (sekolah maju inovatif dan prestisius)

Sementara itu, Muslimin Syarif pengawas sekolah yang juga pendamping ahli SMAN 3 Pinrang tersebut mengapresiasi buku hasil karya kepala sekolah dan guru serta siswa disekolah yang juga telah berlebel sekolah adiwiyata nasional tersebut, menurutnya capaian pengembangan literasi telah dibuktikan dengan adanya buku tersebut. “Pendampingan sekolah merupakan salah satu penguatan sumber daya manusia yang dilakukan dalam program sekolah penggerak” jelasnya.
Aksi nyata dalam mengembangkan literasi telah dilaksanakan di SMAN 3 Pinrang telah dituangkan dalam bentuk buku, “kami akan terus mendampingi dan memantau apakan ada perkembangan karena selain literasi dan numerasi juga diharapkan sekolah penggerak tersebut menyenangkan bagi murid karena mereka berpartisipasi dalam proses belajar dan merasa didengarkan, Pada saat tersebut proses pembelajaran yang terjadi disekolah berpusat pada murid, refleksi guru dan proses perbaikan proses pembelajaran terus terjadi secara konsisten.
Pada lokakarya 4 tersebut diikuti oleh 35 peserta atau 18 kepala sekolah mulai TK sampai SMA dan 16 pengawas berlansung sehari dengan 4 pengajar dan dipantau lansung oleh tim P4TK IPA dan dinas pendidikan. # iwa