Opini

Hari Lahir Pancasila

Penulis : Muhammad Sultan 6 Guru SMAN 5 Bulukumba

Pada pagi yang teduh, saat embun masih mengecup daun dan matahari belum sepenuhnya merekah, tanah pertiwi menggeliat dalam napas sejarah. Tanggal satu di bulan keenam, adalah nyanyian yang tak pernah usang, kidung yang lahir dari luka, doa yang tumbuh dari bara perjuangan. Hari itulah, ketika Pancasila pertama kali menyapa langit Ibu Pertiwi dengan lima suluh yang abadi.

Sejarah mencatatnya di lembaran emas: 1 Juni 1945, di tengah riuhnya sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), seorang putra bangsa berdiri tegar—Ir. Soekarno, nama yang kelak diguratkan dalam palung kenangan bangsa. Dalam pidatonya yang menggugah sukma, ia menabur benih cita-cita tentang dasar negara. Lima butir nilai yang lahir bukan dari mimpi semalam, melainkan dari permenungan panjang, dari denyut nadi rakyat jelata hingga suara langit Nusantara.

Pancasila, katanya. Sebuah nama yang menjelma dalam untaian sila: Ketuhanan yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Lima pilar yang tak hanya menopang bangunan negara, tapi juga menegakkan harkat manusia.

Angin berhembus pelan membawa bisikan masa lalu, saat para pendiri bangsa menggenggam pena dengan nyala jiwa. Mereka bukan sekadar menulis, tetapi menorehkan arah. Lima sila itu adalah cahaya, bukan hanya untuk zaman mereka, tapi untuk segala zaman yang akan datang. Ia tumbuh dalam akar kebudayaan, dalam semangat kemerdekaan, dalam derap langkah perjuangan.

Di sekolah-sekolah, Pancasila disulam dalam janji pagi. Di pelosok-pelosok, ia mewujud dalam gotong royong yang tak mengenal pamrih. Di meja-meja musyawarah, ia bersuara dalam kata mufakat. Dan di dada setiap anak bangsa, ia berdenyut sebagai identitas, sebagai kiblat moral yang tak lapuk dimakan waktu.

Kini, tiap tanggal satu Juni diperingati sebagai Hari Lahir Pancasila, ditetapkan secara resmi oleh negara melalui Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2016. Bukan sekadar hari libur nasional, tetapi hari untuk merenung dan menyalakan kembali bara cinta tanah air.

Tatkala bendera merah putih berkibar dengan khidmat hari ini, mari kita genggam kembali ruh Pancasila. Bukan hanya untuk dikenang, tapi untuk dihidupi. Bukan sekadar sebagai warisan, tapi sebagai janji yang terus diperbarui: bahwa negeri ini dibangun dengan cinta, dipelihara dengan persatuan, dan dibela dengan keadilan.

Wahai tanah airku, izinkan kami menjadi penjaga cahaya itu. Cahaya yang tak pernah padam, bahkan ketika malam paling kelam datang menyergap.

Sebab selama Pancasila tetap menyala, Indonesia tak akan pernah kehilangan arah.

Selamat Hari Lahir Pancasila

Sanggar literasi Sulawesi Selatan

Bulukumba, 1 Juni 2025

Facebook Comments
What's Your Reaction?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0

Tinggalkan Balasan

Back to top button

Adblock Terdeteksi !

Maaf Matikan dulu Adblock anda