PINTAKU DI BANTIMURUNG
Karya: Daeng Mangngewa
Mendung pagi memugar hasratku untuk beranjak
Awan kelabu itu tak mampu membuat ayal pada gairahku
Langit bersisik menggertak seperti ikut melagak ambisiku
Tapi netraku telah bablas menembus kokohnya dinding batuan kapur
Rhesus raksasa yang diam itu terlanjur merasuk ke dalam lamunanku
Taman kupu-kupu sudah terperosok jauh ke dalam mimpiku
Deraian air terjun telah mengalir menggelegar menyusuri nadi-nadi kecilku
Desah bisikan angin dari sela rindang daunan telah mendesir sejuk menembus sukmaku,
dan tetesan titik air bening dari stalagtit itu telah meresap ke dalam pori-pori kerinduanku
Bantimurung…
Kusaksikan air terjun itu meluncur menghempas batuan
Deras mengalir dari tebing curam
Menyasar setiap lekuk lereng cadas
Menggelegar menggetarkan kebekuan di dasar hati
Desah wirid terlontar mengikuti loncatan percik dingin di bebatuan
Bantimurung…
Mendung itu akan kupinta untuk menutupi segala cela dalam hidupku
Awan kelabu itu akan kupinta untuk meleburkan segala duka dalam hatiku
Langit bersisik itu akan kupinta untuk menampung segala resah dalam pikirku
Rhesus yang diam itu akan kupinta untuk menjadi saksi atas secuil kebaikanku
Taman kupu-kupu itu akan kupinta untuk melipur dalam jenuh laraku
Aliran air terjun itu akan kupinta untuk meluruhkan segala keraguanku
Bisikan angin itu akan kupinta untuk memberi semangat dalam keterpurukanku,
dan tetesan air bening itu akan kupinta untuk membasahi akar-akar serabut kegerahanku
Bantimurung…
Sejelalat engkau telah menyimpan kisah indah dalam hidupku
Hasratku masih membara untuk habiskan masa bersamamu
Rasaku masih menggelora ingin bermesraan dan memelukmu
Tapi arloji ini tak mau perduli,
dia terus berdenting dan mengajakku untuk lekas kembali
Bantimurung, maafkan bila aku harus gegas pulang…
Bantimurung, 3 Juni 2023