ANTARA BALIKPAPAN DAN SAMARINDA
Puisi : Daeng Mangngewa
Kucoba lampiaskan rasa pada tombol-tombol qwerty di ujung jari,
Kelelahan tidak begitu berarti menyaksikan betapa luas bumi ketika kaki berpijak,
Kutitipkan lelah pada bentangan hijau yang berlalu,
Kuhempaskan gerah pada kawasan kelapa sawit yang tak terawat dan terbengkalai,
Dan pada onggokan semak belukar yang terpangkas seadanya,
Atau pada Nasalis larvatus yang sesekali kelihatan melompat dari pohon dan dahan yang sudah lama tak berdaun,
Tapi kera itu ternyata tak berperasaan,
Dia hanya asyik bercumbu dengan buah di cengkeramannya,
Dia pura-pura tak perduli meski saat itu jelas kelihatan melirik,
Tebing-tebing warna hitam, merah dan putih dengan sedikit longsoran ikut jadi penghias,
Pengendali setir akhirnya seperti mengerti,
Lagu-lagu yang kadang hanya sekedar penghilang kuap pun mulai mengalun,
Sering pula kantuk disapu oleh benturan roda bus ke aspal beton yang berpunuk,
Namun silaturrahmi menyerap semua rasa lelah,
Tol Balikapapan-Samarinda rela menjadi saksi untuk sebuah perjalanan panjang,
Kepada PGRI kami sumbangkan kelelahan ini,
Guru bangkit, pulihkan pendidikan, Indonesia kuat, Indonesia maju.
Samarinda, 23 Februari 2023