AKU DAN RAJAWAL

Karya: Dra. Sitti Dahlia Azis (Guru SMAN 3 Pinrang, founder Komunitas Literasi Sulawesi Selatan)
Aku, seorang manusia yang berjalan di jalur kehidupan yang berliku, menatap ke langit dan melihat seekor rajawali. Rajawali itu, laksana seorang pejuang yang gagah dan berani, telah mencapai puncak usianya. Bulu-bulunya sudah tak sekuat dulu, kukunya pun tak lagi tajam mencengkram dahan.
Namun, rajawali itu tak putus asa. Ia terus mengepakkan sayapnya yang mulai lemah, mencari puncak gunung, tempat di mana ia dapat menarik napas dalam-dalam dan menenangkan diri. Ia mencabuti bulu-bulunya yang rusak dan menunggu dengan sabar hingga bulu barunya tumbuh kembali.
Aku tertegun melihat ketabahan rajawali itu. Ia menahan sakit dan menerima takdir dengan ikhlas. Ia tahu bahwa masa senja menghampirinya. Masa tua adalah bagian dari kehidupan, namun ia tak pernah menyerah untuk bangkit kembali.

Aku bercermin pada rajawali itu. Aku pun akan menjalani masa tua, masa di mana tenaga dan kekuatan tak lagi sekuat dulu. Namun, aku akan tetap berjuang dan mencari makna hidup di setiap tahapannya. Aku akan menarik napas dalam-dalam dan menenangkan diri di puncak gunung kehidupan, menunggu hingga bulu-bulu baru tumbuh kembali dan membawaku menjelajahi langit yang luas.
Sahabatku!
Kisah rajawali itu mengingatkan kita bahwa kehidupan itu berputar. Ada masa di mana kita berada di puncak kejayaaan, namun ada juga masa dimana kita harus menerima kenyataan bahwa usia tak lagi muda.
Namun, seperti rajawali itu, kita tak perlu merasa terpuruk. Kita masih bisa memberikan kontribusi bagi masyarakat dengan cara kita sendiri, seperti menebarkan kebaikan, menularkan pengetahuan, dan menginspirasi orang lain.
Rajawali yang sudah tua itu menunjukkan bahwa kekuatan tak hanya terletak pada fisik, tetapi juga pada jiwa yang teguh dan semangat yang tak padam.
Semangat wahai generasi bangsaku. Teknologi digital memanjakan dirimu tetapi kamu punya dedikasi yang tinggi untuk membudidayakan negeri tercinta. #
Pinrang, 16 Maret 2025