Disdik Sulsel Hadirkan Rektor UIN Alauddin Dalam Peringatan Maulid Nabi Muhammad
Peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad Saw lingkup Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan dilakukan secara virtual di Ruang e-Panrita Disdik Sulsel, Jl. Perintis Kemerdekaan km. 10 Tamalanrea Makassar, Selasa (3/11).
Perayaan Maulid Nabi Muhammad lingkup Disdik Sulsel ini diikuti para Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah I – XII, para pengawas, Ketua MKKS SMA, SMK dan SLB, para Kepala UPT SMA, SMK dan SLB se Sulawesi Selatan. Sementara di ruang e-Panrita hadir Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan, Prof Dr Muhammad Jufri, MSi, MPsi, Psikolog, Sekretaris Disdik Sulsel, H Hery Sumiharto, SE.M.Ed, Kepala Bidang PKPLK, Dr H Basri, SPd.MPd, Kepala UPT PTIKP, Dra Hj Andi Hidayati, MPd, hadir pula Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah XII, Drs. Muhammad Arafah Wadud, MPd, pengurus Dharma Wanita Persatuan Disdik Sulsel, serta sejumlah staf Disdik Sulsel.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan, Prof Jufri mengemukakan, peringatan Maulid Nabi Muhammad ini diperingati secara sederhana dan penuh makna. Sesuai dengan tema, yaitu ‘Kecerdasan Kenabian dan Performansi Sekolah di Era Diskrupsi’.
Ia mengharapkan peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw kali bisa memberi efek yang nyata lagi dalam proses peningkatan kualitas pendidikan di Sulawesi Selatan.
Prof Jufri menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada Prof Drs Hamdan Juhannis, MA, Ph.D atas kesediaannya menjadi penceramah di lingkup Disdik Sulsel, ucapan terima kasih dan penghargaan kepada para Kacabdis, para kepala UPT atas kesediaannya mempersiapkan dan mengikuti secara baik peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw ini.
“Semoga peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw ini memberi keteladanan bagi kita semua,” ucap mantan Dekan Fakultas Psikologi UNM ini.
Prof Hamdan Juhannis yang juga Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar menguraikan tentang pendidikan kenabian mengungkapkan tiga poin penting, pertama adalah pendidikan berkelanjutan, pendidikan yang tidak pernah berhenti. Istilah lainnya, kata Prof Hamdan adalah long life education.
Menurut penulis buku dan scenario film ‘Melawan Takdir’ pendidikan berkelanjutan ini adalah dasar dari ajaran Nabi Muhammad, yaitu ‘Tuntutlah Ilmu dari Ayunan hingga Liang Lahat’, pendidikan itu wajib bagi setiap muslim dan muslimah. Intinya, kata Hamdan, proses pencerdasan diri seeorang muslim harus sepanjang hidupnya.
Point kedua pendidikan kenabian yang menggugah kecerdasan kita adalah pendidikan yang memudahkan, bukan pendidikan yang menyulitkan. Dalam poin ini, Prof Hamdan menguraikan juga tentang pendidikan yang menyukai, bukan menguasai. Umumnya, orang tua kita ketika mengajarkan anak-anaknya sering bertanya apakah sudah menguasai pelajarannya, padahal yang benar adalah apakah pelajarannya sudah disukainya. Karena kadang menguasai tapi belum tentu menyukai. Poin ketiga dalam pendidikan kenabian yang mengguah adalah pendidikan karakter yang membangun harapan, pendidikan yang melahirkan keyakinan dan kejujuran.# muasri