Berita

Prof Jufri Kagumi Roti Rasa Pallubasa SMKN 6 Makassar

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 6 Makassar mendapatkan apresiasi luar biasa dari Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan, Prof Dr Muhammad Jufri, MSi, MPsi, Psikolog.

Kadisdik Sulsel, Prof Jufri melakukan kunjungan ke SMKN 6 Makassar, Kamis (3/12) untuk membuka kegiatan Rakor FGD Penjaminan Mutu Pendidikan, usai membuka kegiatan tersebut, Prof Jufri yang didampingi Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah II, Fitri Ari Utami, S.IP, MH dan  juga Ketua MKKS SMK Prov Sulsel, Andi Umar, SPd.MPd langsung mengitari SMKN 6, melihat bagaimana persiapan SMKN 6 melaksanakan pembelajaran tatap muka, Januari 2021.

Di sini (SMKN 6, red), kata Prof Jufri, ternyata banyak hal baik (best practice) yang sudah dilakukan. Antara lain, penataan lingkungan yang rapi, bersih dan memberi atmosfir yang sangat kondusif.

Prof Jufri sempat meninjau sejumlah ruangan dan ruang praktek siswa, bahkan sampai ruang produksi, seperti produksi roti, sanggar busana, laundry dan juga mengunjungi Hotel Edotel, hotel yang dikelola siswa SMKN 6 Makassar.

Mantan Dekan Fakultas Psikologi UNM ini juga menyaksikan beberapa hasil produksi dari sekolah yang sangat luar biasa, yang sangat layak untuk bisa berkompetisi untuk dipasarkan pada masyarakat.

“Saya sempat menyaksikan anak-anak kita memproduksi roti, dan ternyata luar biasa, rotinya unik dengan berbagai rasa, ada roti rasa pallubasa, roti rasa konro. Jadi sekali kita makan, kita akan menemukan beberapa rasa di dalamnya,” tutur Prof Jufri.

Amar Bakti mengaku senang dan bangga mendapatkan kunjungan Kepala Dinas Pendidikan.

Dua tahun terakhir, Kepala SMK Negeri 6 Makassar, H. Amar Bachti, SPd. MPd mengaku melakukan pembenahan dan penataan. “Kita melakukan sedikit demi sedikit, sesuai kemampuan,” kata Amar Bakti.

Dulu, ketika baru datang, Amar Bakti mengaku tidak tahu harus memulai dari mana. Sekolah yang luasnya kurang lebih 26.000 meter atau 2,6 hektar ini, selain kumuh juga sembrawut. Berkat tangan dingin Amar Bakti, semuanya telah berubah.

Sekolah yang memiliki siswa 1000 lebih ini memiliki peralatan laboratorium bantuan luar negeri, Austria, berupa kompor gas dan mesin jahit. Tapi sayang, tidak berfungsi karena rusak. Tapi Amar Bakti memilih melakukan perbaikan daripada membeli yang baru.

“Daripada menghabiskan anggaran sekolah untuk membeli peralatan praktikum, lebih baik saya perbaiki yang ada saja, toh semuanya masih bisa digunakan,” bebernya. Begitupun bagunan yang sudah lama tidak dipergunakan karena dimakan usia, ia rehab dan dijadikan tempat sekretariat siswa, seperti OSIS, Pramuka dan kegiatan ekstrakurikuler lainnya. # muasri

Facebook Comments
What's Your Reaction?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0

Tinggalkan Balasan

Back to top button

Adblock Terdeteksi !

Maaf Matikan dulu Adblock anda