Prof Jufri: ‘Katakan Tidak Pada Narkoba’

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan, Prof Dr Muhammad Jufri, MSi, MPdi, Psikolog menjadi pembicara pada kegiatan Webinar tentang Dampak Narkoba bagi Kalangan Pemuda serta Pemuda Sebagai Kalangan Anti Narkoba di Ruang e-Panrita Disdik Sulsel, Jl Perintis Kemerdekaan Km 10 Tamalanrea Makassar, Rabu (10/3).
Hadir mendampingi Kadisdik Sulsel, Sekretaris Disdik Sulsel, H Hery Sumiharto, SE. M.Ed, Kepala Bidang Pembinaan SMK, Dra Hj Andi Ernawati, MPd, dan Kepala UPT PTIKP, Dra Hj Andi Hidayati, MSi yang juga bertindak sebagai host dan moderator.
Kegiatan webinar ini diikuti para Ketua OSIS SMA, SMK se Sulsel, para guru BK dan juga kepala UPT SMA dan SMK se Sulsel.
Selain Prof Jufri, hadir memberikan materi adalah Ketua Tim Gubernur Urusan Percepatan Pembangunan (TGUPP) bidang pendidikan Sulsel, Prof Dr Heri Tahir yang membahas tentang narkoba dari segi hukum, dan Kepala Rumah Sakit Sayang Rakyat, dr Hj ST Haeriyah dari tinjauan aspek Kesehatan.
Katakan tidak pada narkoba, tegas Prof Jufri ketika menjawab seorang Ketua OSIS yang minta kiat jitu menghindari bahaya narkoba bagi kalangan pelajar. Tagline ini menurut Prof Jufri sederhana, tapi cukup ampuh bisa meredam pengaruh zat adaptif itu untuk berkembang di kalangan remaja.
Tulis besar-besar dan tempel di tempat strategis yang mudah dilihat, dan yang paling penting ikutinya kata-katanya, kata Prof Jufri.
Narkoba dan obat-obat terlarang lainnya, kata Prof Jufri, adalah penghancur masa depan. Karena itu harus dikenali dan dihindari.
Dampak psikologi seorang pecandu narkoba memiliki beberapa ciri, antara lain seperti yang dikemukakan Prof Jufri adalah lamban kerja, ceroboh sering tegang dan gelisah, sulit berkonsentrasi, kesal dan tertekan. Dampak lainnya seorang pecandu narkoba, lanjut Prof Jufri, adalah orangnya brutal, gampang marah, jadi penghayal, selalu curiga.
Prof Hery mengatakan, masalah pemberantasan narkoba merupakan salah satu program prioritas Pemerintah Sulawesi Selatan, selain pendidikan vokasi dan pendidikan karakter. Menurutnya, ada kecenderungan pencandu narkoba terus meningkat, terbukti banyak pencandu dan pengedar narkoba ditangkap. Ini cukup memprihatinkan.
Pada bulan Pebruari lalu, Ali Djohardi menyebutkan 80 persen masyarakat Indonesia mengetahui jenis dan bahaya narkoba. Hanya saja, kata Prof Hery, anehnya tingkat penyalagunaan narkoba di Indonesia juga masih tinggi. Indonesia berstatus narkoba, saat ini tercatat 5,1 juta jiwa pengguna narkoba. setiap tahun, sekitar 15 ribu jiwa melayang karena narkoba.
Sementara dr Hj ST Haeriyah Bohari dengan tema Efek Napza Terhadap Kesehatan Jiwa dan Efek Narkoba pada Sistem Saraf memaparkan bahaya narkoba bagi generasi muda dan mengenal zatnya.
Menurutnya, seorang pencandu narkoba awalnya hanya coba-coba. Jadi jangan pernah mencobanya, katanya.
Sorang pecandu narkoba dan sejenisnya, kata Haeriyah, akan mengalami ketergantungan fisik, ketergantungan psikologis, toleransi dan adiksi meningkat.
Lebih jauh Haeriyah memaparkan dampak Napza, terhadap fisik, sosial dan psikis. Untuk dampak Napza terhadap fisik, yaitu sakit kepala, mual, sulit tidur, gangguan pada system syarat, gangguan pada jantung, tertular penyakit hepatitis dan HIV-AIDS, dan bisa over dosis (kematian).
Sementara dampak sosial, menjadi antisocial dan acuh tak acuh, hubungan dengan keluarga menjadi tidak harmonis, dikucilkan, pendidikan terganggu dan masa depan suram. # muasri