Berita

Kadisdik Sulsel Terima Audiensi Yayasan Pendidikan Dari Malaysia Untuk Anak Indonesia

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan, Prof Dr Muhammad Jufri, MSi, MPsi, Psikolog menerima pengurus Yayasan Pendidikan Sabah Bridge Tawau Malaysia di ruang kerjanya, Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan, Jl Perintis Kemerdekaan Km 10 Tamalanrea Makassar, Senin (18/1).

Nampak hadir mendampingi Kadisdik Sulsel, Sekretaris Disdik Sulsel, H Hery Sumiharto, SE. M.Ed, Kepala UPT PTIKP, Dra Hj Andi Hidayati, MPd, dan Tenaga Ahli Disdik Sulsel, Dr Sarifuddin, SPd. MM.

Sementara dari Yayasan Pendidikan Sabah Bridge, hadir pendiri Yayasan Pendidikan Sabah Bridge, Aris Prima, ST, Azwan, Anak Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang saat ini kuliah di Universitas Negeri Yogyakarta, Ponno Sampe di Unhas dan Fani Ariani di UMI Makassar. Anak-anak TKI ini tergabung dalam komunitas Permata Ibu Pertiwi (PIP) sebagai binaan Sabah Bridge. Selain itu hadir pula Bapak Wusmal, Kepala SMK Laniang sebagai perwakilan salah satu sekolah mitra di Sulselk.

Aris Prima mengucapkan terima kasih dan penghargaan atas penerimaan Kadisdik Sulsel bersama jajaran untuk beraudiensi. Semulanya, kata Aris, pihaknya ingin beraudiensi dengan Gubernur Sulsel, namun surat yang dilayangkannya didisposisi ke Wagub yang selanjutkan ke Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan.

Yayasan Pendidikan Sabah Bridge, kata Aris Prima, awalnya merupakan gerakan sosial guru-gru yang ada di bawah binaan dan dukungan ATDIKBUD KBRI Kuala Lumpur, KJRI Kota Kinabalu, KRI Tawau, Sekolah Indonesia Kota Kinabalu, KAGEOGAMA dan seluruh donatur yang telah memulangkan anak-anak Indonesia untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA, SMK ke Indonesia dengan beasiswa, baik dari dari dana yayasan, guru-guru maupun bantuan beasiswa Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM) Repatriasi Kemendikbud.

Kegiatan yang dilaksanakan sejak tahun 2014 telah memulangkan ribuan anak-anak Pekerja Migran Indonesia untuk melanjutkan pendidikannya di Indonesia. Saat ini, kata Aris, hingga saat ini ada sekitar 1400 anak per tahun yang lulus SMP di Sabah, namun yang baru terlayani untuk lanjut sekolah ke berbagai provinsi di Indonesia kurang lebih 600-an anak.

Sementara 800-an lulusan lainnya harus kembali mengadu nasib menjadi buruh PMI di ladang sawit Sabah, Malaysia.

Mengingat sebagian besar anak-anak Pekerja Migran Indonesia juga berasal dari Sulawesi Selatan, Yayasan Pendidikan Sabah Bridge, Aris ingin mengajak Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan terlibat langsung untuk mensupport keberlanjutan pendidikan anak-anak PMI.

Aris Prima mengakui, sejumlah anak-anak PMI telah berhasil di sekolahkan di sejumlah provinsi di Indonesia, di antaranya di Sulawesi Selatan. Namun, menurut Aris Prima masih lebih banyak yang belum tersentuh pendidikan menengah.

Kadisdik Sulsel, Prof Jufri menyambut baik niat baik Yayasan Pendidikan Sabah Bridge yang ingin bermitra dengan Pemprov Sulsel untuk mengembalikan anak-anak PMI untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA, SMK di Sulawesi Selatan. Pemerintah Sulsel, kata Prof Jufri, sangat terbuka untuk program itu, apalagi katanya, Pemprov Sulsel telah membuat Peraturan Gubernur tentang penanganan anak putus sekolah. Di Bone, kata Prof Jufri, ada program Gerakan Lisu Massikola. Program semacam ini diprediksi akan banyak bermunculan di kabupaten kota di Sulsel. Untuk itu, Prof Jufri menyarankan Yayasan Pendidikan Sabah Bridge Sabah Malaysia untuk melakukan MoU terlebih dahulu. # muasri

Facebook Comments
What's Your Reaction?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
3
+1
0
+1
0
+1
0

Tinggalkan Balasan

Back to top button

Adblock Terdeteksi !

Maaf Matikan dulu Adblock anda