Berita

10 Hari Kerja Prof. Jufri: Perkenalkan Diri, Identifikasi Masalah Hingga Cari Format

Sejak dilantik menjadi Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan, 18 Agustus 2020, Prof. Dr. Muhammad Jufri, MSi.MPsi,Psikolog langsung melakukan langkah-langkah strategi. Langkah pertama yang dilakukan adalah identifikasi masalah, menggali potensi hingga mencari formulasi yang tepat untuk mengembangkan pendidikan di Sulawesi Selatan.

Sebagai orang akademisi, putra terbaik pulau Jampea Kabupaten Selayar ini tentu saja menggali informasi dari berbagai sumber dengan cara berdiskusi sejumlah pihak di lingkup Dinas Pendidikan Provinsi Sulsel. Ia mulai dengan diskusi kecil-kecilan dengan Sekretaris Disdik Sulsel, lalu mengumpulkan semua pejabat Disdik untuk menggelar rapat yang intinya minta masukan dan mencari formulasi yang tepat dalam memimpin Disdik Sulsel.

Bahkan dua hari berturut-turut, Kamis-Jumat (27-28/8), Prof Jufri mengumpulkan pengawas sekolah dan para Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah I – XII dalam sebuah Rapat Koordinasi.

Sebenarnya, Prof. Jufri tidak asing bagi Dinas Pendidikan Prov. Sulsel. Sebab sebelumnya, ia termasuk duduk di Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) bersama pakar lainnya, yang setiap saat telah berdiskusi tentang pendidikan dengan pejabat Disdik Sulsel.

Sejak dilantik 18 Agustus 2020 hingga hari pertama masuk kantor Disdik Sulsel, Prof. Jufri mengaku gelisah, sempat tak bisa tidur. Ia memikirkan tanggung jawab yang besar di Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan.

Pengakuan ini ia ungkapkan di hadapan para Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah saat memimpin Rakor di Ruang Prof. Ahmad Amiruddin, Jumat (27/8).

“Saya membayangkan begitu besar harapan stakeholder pendidikan, dari segala penjuru, terakumulasi dalam pikiran saya,” ucapnya terus terang.

Ia bertekad akan menemukan format cara mengelola kegiatan dengan baik, agar lebih mudah, lebih efektif, lebih ringan dan yang terpenting, kata Prof. Jufri membentuk tim yang kompak dan menyenangkan.

Di hadapan para pengawas sekolah, Prof. Jufri memberi motivasi dan mengajak para ujung tombak di lapangan ini untuk bekerja lebih efektif, professional untuk menghasilkan kualitas pendidikan yang lebih baik.

Prof Jufri yang berbicara 3 jam 25 menit pada Rakor Pengawas itu lebih banyak memberi motivasi kerja dan mendengarkan laporan para pengawas sekolah di daerah kerja masing-masing.

Ia berjanji akan mengembalikan ‘marwah’ pengawas sekolah yang dianggap Korwas, Dr. Muliono Caca telah hilang karena tidak diberdayakan. Semua hasil laporan, evaluasi dan monitoring yang dibuat pengawas akan dimanfaatkan untuk melakukan perbaikan, melakukan pembinaan, monitoring, konseling atau melakukan tindakan-tindakan lain yang kita butuhkan, terhadap guru dan terhadap kepala sekolah.

Dari hasil diskusi Kepala Badan Kepegawaian Prov. Sulsel Ir. H. Imran Jausi, MPd dalam diskusi yang dikemas coffe morning, Prof Jufri menginginkan pengelolaan administrasi guru dan pegawai kependidikan ditata dengan baik. Ia akan memaksimalkan peran dan fungsi masing-masing, yang mana bisa diselesaikan di tingkat Cabdis, yang mana bisa diselesaikan di Disdik atau di BKD dan seterusnya.

Prof Jufri juga berjanji akan memperbaiki mekanisme pengangkatan kepala sekolah, pengangkatan tenaga honorer hingga bagaimana mengatasi kekurang guru. Soal kekurangan guru, Prof. Jufri telah menjajaki dengan UNM. Menurut mantan Dekan Psikologi UNM ini akan memanfaatkan mahasiswa KKN untuk mengajar di sekolah yang kekurangan guru. Disdik bersama UNM, kata Prof. Jufri, akan mengidentifikasi sekolah yang kekurangan guru, dan menempatkan mahasiswa KKN di sana.

Guru berprestasi juga akan diberi kesempatan mengikuti pertukaran guru ke luar negeri, seperti ke Jepang dan Negara asia lainnya.

Di hadapan para Kacabdis, Prof Jufri minta Kacabdis untuk melakukan pendataan alumni SMA, dan SMK. Pendataan ini penting, untuk menetapkan target tahun berikutnya. Berapa jumlah alumni SMA tahun 2020, berapa yang terserap di PTN, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. “Target saya, tahun 2021, berapa persen daya serap alumni di perguruan tinggi dalam negeri dan berapa persen terserap di perguruan tinggi luar negeri,” ucap Prof. Jufri.

Begitupun jenjang SMK, berapa persen alumni SMK terserap di dunia kerja dan industri. Berapa persen lanjut ke perguruan tinggi.

Prof Jufri juga akan memprogramkan pada setiap sekolah harus memiliki program inovasi. Satu sekolah, satu inovasi. Sehingga setiap tahunnya, kata Prof Jufri, saya ingin mempersembahkan 3 buah buku kumpulan inovasi guru. Satu buku inovasi SMA, satu buku inovasi SMK dan satu buku inovasi SLB. Dan berjanji akan memberikan penghargaan kepada guru yang memiliki inovasi. Tahun berikutnya, akan ditingkatkan tidak hanya sebatas satu sekolah, satu inovasi, tapi boleh jadi satu guru, satu inovasi. “One teacher, one innovation,” tegas Prof. Jufri. # Sry

Facebook Comments
What's Your Reaction?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0

Tinggalkan Balasan

Back to top button

Adblock Terdeteksi !

Maaf Matikan dulu Adblock anda