Budaya & Sastra

Merawat Kearifan Lokal untuk Masa Depan

Dra. Sitti Dahlia Azis (Guru Pendidikan Pancasila, SMAN 3 Pinrang)

Di tengah arus globalisasi yang deras, kearifan lokal seringkali terpinggirkan.  Namun,  justru di sanalah letak kekuatan dan keunikan sebuah bangsa.  Kearifan lokal,  yang terlahir dari kearifan nenek moyang,  merupakan  pondasi  kuat  dalam  menjalani  kehidupan  dan  menjawab  tantangan  zaman.

Bergerak lokal berarti  mengakui  dan  menghormati  nilai-nilai  luhur  yang  telah  diwariskan  turun  temurun.  Menghormati  budaya,  tradisi,  dan  adat  istiadat  yang  telah  teruji  oleh  waktu.  Ini  bukan  tentang  menutup  diri  dari  dunia  luar,  melainkan  merangkul  keberagaman  dengan  tetap  berpegang  teguh  pada  akar  budaya  kita.

Baca Juga

Namun,  bergerak  lokal  tidak  berarti  berhenti  berpikir.  Justru,  kita  harus  berpikir  global.  Melihat  dunia  dengan  pandangan  yang  luas  dan  kritis.  Menerima  perkembangan  teknologi  dan  informasi  global  dengan  bijak.

Kearifan  lokal  bukanlah  sesuatu  yang  kaku  dan  tidak  bisa  berubah.  Justru,  kearifan  lokal  harus  mampu  beradaptasi  dengan  perubahan  zaman  tanpa  kehilangan  identitasnya.

Contohnya,  di  pedesaan  Indonesia,  sistem  gotong  royong  yang  merupakan  kecerdasan  lokal  dalam  menjalani  kehidupan  bersama,  dapat  dipadukan  dengan  teknologi  informasi  untuk  meningkatkan  efisiensi  dan  jangkauan  program  sosial.

Kearifan  lokal  bukan  hanya  warisan  masa  lalu,  tetapi  juga  investasi  untuk  masa  depan.  Dengan  bergerak  lokal  dan  berpikir  global,  kita  dapat  menciptakan  generasi  yang  kuat,  berakhlak  mulia,  dan  mampu  menghadapi  tantangan  global  dengan  tetap  menjaga  identitas  bangsa.

Mari  kita  bersama  merawat  kecerdasan  lokal  dan  menjadikan  kecerdasan  itu  sebagai  pondasi  kuat  dalam  menjalani  kehidupan  di  era  global  yang  dinamis.

*Kearifan Lokal Sulsel*

Kearifan lokal Sulawesi Selatan, khususnya Sipakatau, Sipakalebbi, dan Malilu Sipakainge’, merupakan pondasi penting dalam membangun kebersamaan dan saling menghargai di tengah masyarakat.

– Sipakatau (saling menghormati):  Mengajarkan kita untuk menghormati perbedaan agama, suku, ras, dan golongan.  Ini menjadi kunci dalam membangun toleransi dan kerukunan antarwarga.

– Sipakalebbi (saling menyayangi):  Mendorong kita untuk saling peduli dan membantu sesama.  Sikap ini menciptakan ikatan persaudaraan yang kuat dan rasa empati yang tinggi.

– Malilu Sipakainge’ (saling mencintai):  Mengajarkan kita untuk saling menghargai dan mencintai budaya dan tradisi lokal.  Ini penting untuk menjaga kelestarian budaya dan identitas masyarakat Sulawesi Selatan.

Ketiga nilai luhur ini saling terkait dan membentuk sebuah sistem nilai yang kuat dalam masyarakat Sulawesi Selatan.

Peran Kita:

– Menerapkan Nilai:  Menjadi contoh bagi orang lain dengan menerapkan nilai-nilai Sipakatau, Sipakalebbi, dan Malilu Sipakainge’ dalam kehidupan sehari-hari.

– Mensosialisasikan:  Mengajarkan nilai-nilai luhur ini kepada generasi muda agar kearifan lokal tetap lestari.

– Menjaga Tradisi:  Menghormati dan melestarikan tradisi dan budaya lokal agar tidak tergerus oleh arus globalisasi.

Dengan menjaga kearifan lokal Sulawesi Selatan, kita dapat membangun masyarakat yang harmonis, saling menghargai, dan penuh kasih sayang.  Ini menjadi investasi penting untuk masa depan yang lebih baik.

Sayang sekali. Arus globalisasi yang deras, dengan segala kemudahan dan akses informasi yang ditawarkan,  seringkali membuat kita lupa akan akar budaya dan nilai-nilai luhur yang diwariskan nenek moyang.

Sifat individualisme dan egoisme mulai menggerogoti nilai-nilai luhur seperti Sipakatau, Sipakalebbi, dan Malilu Sipakainge’.  Orang-orang lebih mementingkan kepentingannya sendiri dan cenderung melupakan kepentingan bersama.

Ini adalah tantangan yang serius,  mengingat kearifan lokal merupakan pondasi penting dalam membangun masyarakat yang harmonis dan beradab.

Namun,  jangan putus asa!  Masih banyak orang yang sadar akan pentingnya menjaga kearifan lokal.

Kita perlu:

– Menjadi Pelopor:  Menjadi contoh bagi orang lain dengan menerapkan nilai-nilai luhur dalam kehidupan sehari-hari.

– Mensosialisasikan:  Mengajarkan nilai-nilai luhur kepada generasi muda melalui berbagai cara,  seperti  cerita  rakyat,  lagu  tradisional,  atau  pementasan  seni.

– Membangun Komunitas:  Membentuk komunitas yang peduli dengan pelestarian kearifan lokal dan  bersama-sama  menjalankan  program-program  yang  bertujuan  untuk  menjaga  kelestarian  budaya.

– Menggunakan Media:  Memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan pesan-pesan positif tentang pentingnya kearifan lokal dan  menunjukkan  contoh-contoh  praktis  penerapan  nilai-nilai  luhur.

Ingat,  perubahan  tidak  terjadi  dalam  sekejap.  Perlu  kesadaran  bersama  dan  upaya  kontinu  untuk  menghidupkan  kembali  nilai-nilai  luhur  yang  telah  terkikis.

Mari  kita  bisa  bersama-sama  menjaga  kecerdasan  lokal  dan  menghidupkan  kembali  semangat  kebersamaan  dan  saling  menghargai  di  masyarakat.  😊

Semoga kita semua dapat berperan aktif dalam menjaga dan melestarikan kearifan lokal Sulawesi Selatan!

Ada satu cara adalah pembiasaan “MAPPATTABE” … inilah sumber pokok adanya sipakatau Sipakalebbi.

 “Mappattabe” adalah kunci utama dalam membangun dan menjaga nilai-nilai Sipakatau dan Sipakalebbi.  Mappattabe, yang berarti “saling mengunjungi”,  merupakan sebuah tradisi yang sangat penting dalam budaya Bugis.

Melalui Mappattabe,  terjalin hubungan erat antarwarga,  tercipta rasa kekeluargaan,  dan  terbangun  kebiasaan  saling  menghormati  dan  menyayangi.

Mappattabe  bukan  hanya  sekedar  kunjungan  biasa,  melainkan  sebuah  proses  saling  berbagi,  saling  mengerti,  dan  saling  mendukung.

Melalui Mappattabe,  tercipta:

– Komunikasi yang Erat:  Mappattabe  membantu  menjalin  komunikasi  yang  erat  antarwarga,  sehingga  tercipta  keharmonisan  dan  saling  mengerti.

– Saling Peduli:  Mappattabe  mengajarkan  kita  untuk  saling  peduli  terhadap  sesama,  baik  dalam  kesenangan  maupun  kesusahan.

– Saling Membantu:  Mappattabe  mendorong  kita  untuk  saling  membantu  dalam  menjalankan  aktivitas  sehari-hari,  sehingga  tercipta  kebersamaan  dan  gotong-royong.

– Menjaga Tradisi:  Mappattabe  merupakan  tradisi  yang  menghubungkan  kita  dengan  akar  budaya  dan  menjaga  kelestarian  nilai-nilai  luhur  yang  diwariskan  nenek  moyang.

Mappattabe  merupakan  salah  satu  cara  yang  efektif  untuk  menghidupkan  kembali  semangat  Sipakatau  dan  Sipakalebbi.

Semoga  kita  bisa  bersama-sama  menghidupkan  kembali  tradisi  Mappattabe  dan  menjadikan  itu  sebagai  pondasi  kuat  dalam  membangun  masyarakat  yang  harmonis  dan  beradab.  #

Pinrang, 8 Februari 2025

Facebook Comments
What's Your Reaction?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0

Tinggalkan Balasan

Back to top button

Adblock Terdeteksi !

Maaf Matikan dulu Adblock anda