PERAHU KECIL
Oleh: Syarifuddin Munir Dg Mangngewa
Derik tongkang Mahakam membawa sukmaku jauh menerawang,
Gemercik musik klasik dari riak-riak kecil di sisinya sudah selalu mengalun,
Bebannya berat berjalan pelan tapi tak tampak pusing untuk saling mendahului,
Dia juga sangat tulus walau ada di bawah timpaan batu bara yang berwarna hitam,
Perutnya juga sudah bebal walau kodrat kikisan air pasti berjalan,
Mahakam tetap angkuh mengantar ratusan derek-derek pandu menuju Sangatta,
Di sana si jembatan bungkuk merekam segala aksi di selangkangannya,
Dia hanya terpana seakan memberi ruang pada segala budi dan watak,
Sukmaku membatu namun terus menjauh dan menjauh…
Seakan ingin bersaksi bahwa tongkang yang berat dan besar itu hanya ditarik oleh pandu-pandu yang jauh lebih kecil…
Maka nikmat Tuhan yang manakah yang kamu dustakan?
Tepian Mahakam, 24 Februari 2023