Budaya & Sastra

Senja Untuk Hanum

Cerpen: Muhammad Hayat NT (wakasek humas dan industri UPT SMKN 7 Pinrang)

Hari itu Rabu 26 Mei 2021, ya tepat 17 tahun yang lalu. Lahir bayi mungil nan lucu berjenis kelamin perempuan, yang Aku beri nama HANUM.
Pilihan 5 karakter huruf ini sengaja Aku pilih karena memiliki makna yang LEMBUT, dengan harapan arti yang lembut sbg do’a agar bayi mungil ini menjadi perempuan yg supel, sopan dan tenang.
Selain alasan lembut, kata HANUM jg kupilih sbg bentuk perwakilan nama Aku dan Ibunya ( Hayat n Sukma ).
Hanum kini berusia 17 tahun, yang secara psikologi, masih berada didalam fase usia remaja, yg berarti peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa.
Hanum kecilku yang dulu sering kugendong bahkan tak jarang Aku harus jadi kuda-kudaan untuk memenuhi hasrat si boneka kecilku naik punggung Aku hanya untuk sekedar menjadi joki.
Pengalaman itu tentu sulit terulang kembali, posturnya yang sdh terbentuk dg bobot yang cukup berat, ditambah lagi dengan kondisi Aku yg sdh beranjak usia 48 tahun, tentu kekuatan musculusku tak sekuat 17 tahun yang lalu.
Rabu itu Aku bersyukur dan bahagia dg kedatangan keluargaku dari Labili-bili Mas Pinrang (yang belum cukup sepekan melaksanakan acara pernikahan ) ke gubuk Aku.
Kedatangan Mereka, selain untuk ziarah ke makam orang tua dan keluarga yang lebih dulu menghadap ke Sang Pencipta, sbg budaya bagi Mereka yang telah melangsungkan hajatan perkawinan, juga memanfaatkan waktu luang ini untuk refreshing ke tempat wisata, sekedar melepas rasa penat pasca pesta pernikahan yang sangat menguras tenaga.
Usai memberi kado ultah ke Hanum, Akupun berdiskusi dengan keluarga, untuk menentukan lokasi terbaik melakukan rekreasi. Hasil rembuk menyepakati Pantai Lowita Suppa, alasannya, selain pasirnya yang putih, air laut yang bersih, banyaknya nyiur melambai diterpa angin sepoi-sepoi, adanya fasilitas gazebo, juga yg paling mempesona, indahnya senja di sore hari, sebuah pemandangan yang jarang ditemukan di lokasi wisata lainnya.
Pukul 16.30 wita, Aku dan keluarga menuju kendaraan roda empat yang telah terparkir di samping gubukku. Aku dan istri, Hanum dan adik-adiknya menumpangi mobil warna hitam, yang walaupun sudah tua, namun telah menjadi sahabat yang setia untuk Aku dan keluarga tumpangi.
Sementara keluarga Aku yang lainnya telah duduk manis di jok mobil Toyota warna silver dan putih.
Jam menunjuk angka 16.45 wita, Aku dan keluarga tiba di obyek wisata Pantai Lowita Suppa. Perjalanan Aku hanya butuh waktu lebih kurang 15 menit, yang jaraknya memang hanya berkisar 5 km dari gubukku. Aku cari pengelolahnya, dan Akupun dipersilahkan untuk menikmati segala fasilitas yang ada. Tentunya setelah melakukan negosiasi.
Aku dan keluarga tidak menyia-nyiakan kesempatan ini, ada yang berselfi ria, ada yang bermain pasir pantai dengan riang, ada yang membuat rumah-rumahan dengan menumpuk pasir putih dibibir pantai, yang terkadang harus hancur diterpa gulungan ombak, sementara Aku dan beberapa keluarga mencelupkan diri, menikmati hangatnya air laut yang sore itu cukup tenang dengan hanya sesekali ombak kecil menghantam badan Aku.
Tak terasa mentari hampir tenggelam, bias cahayanya semakin melemah, yang selanjutnya secara perlahan tak butuh waktu lama untuk menghilang diujung cakrawala.
Desiran angin dingin mulai menerpa, Akupun menoleh ke sisi pantai tuk mencari sosok seorang HANUM yang hari itu tengah berulang tahun. Dari jauh kupandang buah hatiku sedang berselfi ria dengan Ibunya, yang memang sedari kecil telah menjadi sahabat sekaligus teman curhatnya, tersenyum bahagia sambil menikmati senja.
Aku yakin senja ini telah menunggumu, tuk menatap bayangan wajahmu.
Selamat Ulang Tahun ke – 17. Ayahmu Selalu. #

Facebook Comments
What's Your Reaction?
+1
0
+1
0
+1
2
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0

Tinggalkan Balasan

Back to top button

Adblock Terdeteksi !

Maaf Matikan dulu Adblock anda