Pemberdayaan E School Jurnalistik di Sekolah, SMAN 3 Pinrang Gelar Pelatihan Jurnalistik
Hari ini Jum’at 3 Maret 2023 jam 10.30 wita Dra. Sitti Dahlia Azis menjadi narasumber pelatihan jurnalistik untuk siswa (i) SMAN 3 Pinrang. Ini salah satu program kerja OSIS SMAN 3 Pinrang. Dahlia diperkenalkan sebagai penulis 92 judul buku kemudian 22 piala dan puluhan sertifikat kejuaraan dan sekarang ini masuk 100.000 penulis Indonesia dan 500 penulis Asia. Dahlia tersipu karena merasa belum berbuat banyak untuk sekolahnya.
Sitti Dahlia Azis pada kesempatan ini didampingi oleh Kepala UPT SMAN 3 Pinrang bapak Guntur, S.Pd., M.Pd. Dahlia memperkenalkan diri sebagai Founder Sanggar Literasi Sulawesi Selatan, mengapa bukan sebagai guru Pendidikan Pancasila di SMAN 3 Pinrang? Ya, karena ini E School Jurnalistik. Saya ingin memberi pemahaman kepada siswa di luar kapasitas saya sebagai seorang guru. “Jurnalistik selama ini masih kurang dipahami dan dianggap hanya sebagai dokumentasi foto atau video.” kata Dahlia pada saat memberi pencerahan.
Ini sejalan yang dikatakan Kepsek SMAN 3 Pinrang “Orang kurang minat kepada ekskul jurnalistik karena kegiatannya tidak semarak seperti yang dilakukan oleh ekskul Pramuka atau palang merah. Padahal jurnalistik itu sebenarnya induk dari setiap organisasi. Syukurlah induk organisasi di sekolah atau OSIS memprogramkan acara semacam ini.”
Dahlia dalam uraiannya tentang dasar-dasar jurnalistik yang pertama memberikan pemahaman agar mindset siswa itu tidak hanya menganggap jurnalistik itu sebagai juru foto. Dahlia mengungkapkan ” jurnalistik penting dalam setiap organisasi di sekolah misalnya jurnalistik masuk di pramuka dan dia bisa membuat branding tentang pramuka itu dan apa kegiatan yang sukses dari Pramuka ataukah dia masuk di KIR …. tentulah sangat membutuhkan kepegawaian dalam menulis inilah yang ingin saya berikan kepada anak-anakku.” Ucap Dahlia menjawab pertanyaan “mengapa kita sebaiknya belajar jurnalistik?” Jurnalistik yang menekankan kepada penulisan Tentu saja sangat bermanfaat dikuasai sejak dini oleh siswa SMA baik dalam hal kepenulisan maupun desainnya itu tentu dibutuhkan pada saat nanti melanjutkan kuliah membuat tesis misalnya sekarang ini pun ada berbagai lomba KIR dan sastra dan itu bisa dikaji dalam ekskul jurnalistik.
“Skill apa yang harus dimiliki untuk dapat menjadi wartawan?” Tanya seorang siswa. Dahlia tersenyum lalu mengatakan bahwa setiap sesuatu ada ilmunya dan jurnalistik juga butuh kepegawaian namun bagi anak-anakku teruslah mengasah dan menempa diri untuk menjadi penulis karena jurnalistik yang orang kenal sebagai wartawan. Itu kita artikan sebagai kemampuan menulis. Jadi Tuliskan apa saja dulu dan berusaha membawanya ke sebuah media atau cobalah mencari seseorang yang piawai.
Kenangan ibu 20 April 2019 pertama bergabung di sebuah grup awalnya hanya ingin belajar membuat artikel ternyata masuk di grup besar KPPJB. Di sana Kami belajar menulis sastra berbagai genre untuk mengedit kalimat-kalimat yang akan dikirim ke sebuah media atau majalah. Tulisan pertama yang dimuat di majalah aksioma Jawa Barat adalah SMA Negeri 3 Pinrang siap belajar tatap muka. Tulisan ini hadir di masa Pandemi Covid-19.
Dahlia menyatakan siap menerima pertanyaan dari siswanya yang terkait jurnalistik dan kepenulisan kapan dan di mana saja.
Keluar dari ruang digital SMA Negeri 3 Pinrang berbarengan dengan Muhammad Tahir Tanna seorang guru yang lulus PPPK tahun ini dan memang selalu ikut program dan aktif di sekolah ini. Tahir mendekati “Terima kasih Kak saya beberapa hari ini dong akhirnya kembali termotivasi dengan kalimat-kalimat yang Kakak sampaikan.”
“Iya dek. Bersyukur kalau memang seperti itu Jadi kita tunggu respon berupa hasil karya siswa berupa berita jurnal dari kegiatan kita tadi, tentu mengacu ke dasar-dasar jurnalistik 5W+H.”#sda