Teknologi Mesin Pencacah Plastik,Mendukung Program MACAKKA di SMKN 3 Soppeng
Masalah sampah plastik di SMKN 3 Soppeng menjadi sorotan bagi warga sekolah. Melihat perkembangan masalah sampah plastik, para guru dan staf serta komite sekolah memang sudah seharusnya mempercepat perbaikan sistem pengelolaannya.
Tingginya penyebaran sampah plastik di SMKN 3 Soppeng menjadi persoalan serius yang dihadapi oleh pihak sekolah. Bahkan berdasarkan pemantauan dari kondisi sekolah setiap harinya, terlihat penyebaran sampah plastik dari tiga titik kantin sekolah mencapai 5 karung setiap harinya, ini bersumber dari gelas dan botol minuman, yang bahkan juga bersumber dari hasil jajajan yang dibawa para peserta didik dari luar pada saat membeli makanan dan minuman saat berolahraga.
Kondisi tersebut tidak lepas dari kontribusi penggunaan plastik oleh warga sekolah yang cukup tinggi. Keseharian para peserta didik dan guru maupun staf, masih bergantung pada plastik. Produksi plastik kresek pun meningkat sehingga mengakibatkan sampah plastik semakin banyak.
Berawal dari fenomena tersebut, Kepala sekolah, ibu Reny Andryiani,S.Pd bersama Wakasek Sarpras, Rustam, S Pd. Beserta timnya, memikirkan hal dapat membantu percepatan penanganan sampah di SMKN 3 Soppeng melalui pengadaan teknologi mesin pencacah sebagai solusi untuk mengatasi sampah plastik. Ketertiban dari rencana ini, lahir dari sebuah ide yang digawangi dari seorang guru tamu industri CV.Merah Putih, Bekasi, Bapak Faksindra.
Reny Andryiani,selaku kepala sekolah mengatakan bahwa tujuan utama pengadaan mesin pencacah plastik ini adalah untuk mengembangkan pengolahan sampah plastik menjadi produk bernilai tambah, termasuk mengurangi sampah plastik yang ada di SMKN 3 Soppeng,yang menjadi momok bagi warga sekolah yang kesehariannya menumpuk di tempat sampah.
Senin 6 Nopember 2023 di lapangan sekolah diadakan uji coba penggunaan alat dengan melakukan pemilahan sampah plastik untuk di daur ulang, beberapa warga sekolah turut menyaksikan dan memberikan apresiasi terhadap pengadaan mesin pencacah plastik tersebut.
“Hasil cacahan plastik tersebut digunakan sebagai bahan daur ulang plastik yang digunakan oleh pabrik daur ulang plastik dan juga sebagai bahan campuran aspal,” ungkap Rustan, S.Pd
Mesin pencacah plastik ini, merupakan pertama kalinya diadakan untuk sekolah di kabupaten Soppeng, bahkan perdana penggunaannya di sekolah sekolah, khususnya di SMKN 3 Soppeng,sebagai salah satu SMK yang ada di Cabang Dinas Wilayah IV ( Soppeng,Wajo, Sidrap).
Pemanfaatan mesin pencacah ini memberikan kontribusi positif bagi kabupaten Soppeng,karena membantu pemerintah dalam mengurai sampah plastik menjadi barang yang bernilai ekonomi. Hasil dari 0encacahan ini akan di olah sebagai bahan campuran aspal untuk pembangunan ruas jalan dan bahkan menjadi bahan baku pembuatan alat rumah tangga yang berbahan dasar plastik.
Keberadaan mesin pencacah ini, mendukung pula program MACAKKA ( Mari Cinta Lingkungan Sekolah) di SMKN 3 Soppeng, sehingga tidak terlihat lagi dalam kesehariannya sampah menjadi musuh kita bersama.
Buhari,S.Pd mengatakan, Mesin ini dibuat dari enam komponen utama, yaitu tempat penampung hasil cacahan plastik kresek (hopper), motor listrik, roda gila (fly wheel), belt, poros, serta pisau statis dan pisau dinamis. Bentuk mesin dibuat tidak jauh berbeda dengan mesin yang ada di pasaran. Memiliki ukuran panjang mesin 1 meter, tinggi 1,7 meter, dan lebar 1 meter.
“Mekanisme kerja mesin ini menggunakan motor listrik AC yang ditransmisikan menggunakan fan belt sehingga memutar poros pisau untuk mencacah plastik dengan roda gila yang berfungsi sebagai penyimpan inersia. Untuk kecepatan putar mesin antara 400-1000 rpm”
Rini Safitri ,S.Pd.,M.Pd., selaku ketua Unit produksi SMKN 3 Soppeng, sangat salut dengan pemikiran kepala sekolah yang bisa peduli dengan sampah melalui pengadaan mesin pencacah plastik ini. Dia menyampaikan bahwa “Mesin pencacah plastik dalam tiga tipe berdasar kapasitas cacahan sampah plastik. Tipe mesin itu adalah kapasitas kecil 10-20 kg/jam, kapasitas sedang 20-30 kg/jam, dan kapasitas besar 40-50 kg/jam.Semoga dengan adanya teknologi ini, diharapkan mampu mendukung upaya pemerintah dalam mengatasi sampah plastik. Selain itu, juga mendorong pengelolaan sampah plastik yang lebih baik di masa depan.
Sehingga SMKN 3 Soppeng, bisa peduli akan sampah dan MACAKKA. Hal tersebut juga menjadi bagian dari kegiatan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5),gaya hidup berkelanjutan.#faisal