Inspirasi

Putri Nur Aulia, Siswa SMAN 3 Pinrang juara 1 Lomba Baca Puisi

“Juara ini istimewa” karena juri sampaikan bahwa beliau sudah lama keliling baru menemukan pembaca puisi terbaik ternyata ada di Pinrang dan itu adalah salah seorang siswa dari  SMAN 3 Pinrang. Capaian yang membanggakan dan diapresiasi oleh Kepala UPT SMAN 3 Pinrang Guntur, S.Pd., M.Pd.

PUTRI NUR AULIA, Kelas  XI 7 di SMAN 3 Pinrang, siswi ini beramat Makuring, desa Patobong Kecamatan Mattirosompe Kab. Pinrang

Putri  telah menjadi juara 1 lomba baca puisi putri dalam pameran Proyek P5 antar siswa se Kabupaten Pinrang.

Rahma Tola, S.Pd., M.Pd yang mendampingi siswa (i) ikut pameran memberikan info ke grup Info UPT SMAN 3 Pinrang. Kepala UPT SMAN 3 Pinrang mengucap Alhamdulillah, begitu juga Guru dan pembina di sekolah ini yang beralamatkan di jl Poros Pinrang-Langnga Patobong km.16.

Dra. Sitti Dahlia Azis menghubungi wali kelas Muh. Ibnu Anzari dan juga Muhammad Tahir, S.Pd stap Humas di SMAN 3 Pinrang. Sitti Dahlia minta kepada Putri untuk membuat bionarasinya (bagian dari tugas menulis) sekaligus mengenal Putri lebih dekat.

Ini japrian Putri Nur Aulia kepada ibu Dahlia (guru Pendidikan Pancasila, pembina jurnalistik dan stap Wakasek Humas di SMAN 3 Pinrang)

Putri Nur Aulia siswi SMAN 3 Pinrang biasa dipanggil Putri. Buah kasih dari ibu: Hasmawati dan ayah: Munir Menu. Lahir di Pare-Pare,13-02-2007.

Cita-cita: menjadi Dosen Kimia.

Pesan dan kesan:

Semoga kita sehat selalu dan dilancarkan rezekinya. Jangan ragu untuk menghubungi saya karena kita sebagai manusia sepatutnya saling membantu… semoga kita dipertemukan dititik kesuksesan Aamiin.

Kesan yang paling berharga ialah sangat senang dikarenakan sekolah kami SMAN 3 Pinrang memberiku banyak hal sehingga saya dapat sampai dititik ini. Sekolah kami membantu saya menjadi orang yang lebih baik.

Komentar Mereka tentang Putri Nur:

Berdasarkan komentar Karim, Pengelola Dapodik “Kalau tidak salah ingat memang pas mendaftar masuk SMA kemarin jalur prestasi ibu, juara 2 puisi se SulSel.”

Rahma Tola, sebagai guru penggerak di sekolah ini mengatakan “Iye, bercerita jurinya  (luar biasa juga prestasinya)

Karena dari prestasi waktu SMP itu dan setelah mendengar langsung dia puisi maka dengan segala perjuangan dan pendekatan dilakukan agar Putri bisa terus maju.

“Persyaratan puisi boleh karya dari lokal sampai nasional ibu jadi diputuskan dari beberapa judul (karya orang lain) yang putri ajukan, puisi pilihan pertamanya yang didukung untuk dibacakan.” Rahma Tola memberi penjelasan di info UPT SMAN 3 Pinrang.

Dengan senang hati ibu Rahma Tola memenuhi permintaan Ibu Dahlia menuliskan puisi yang dibaca oleh Putri

Mata Luka Sengkon Karta karya Peri Sandi Huizache

Serupa maskumambang

Pupuh mengantarkan wejangan hidup

Kecapi dalam suara sunyi menyendiri

Pupuh dan kecapi mambalut nyeri menyatu dalam suara genting

Terluka, melukai, luka-luka menganga akibat ulah manusia

Terengah-engah di dalam tabung dan selang

Aku, seorang petani bojong sari

Menghidupi mimpi dari padi yang ditanam sendiri

Kesederhanaan panutan hidup

Dapat untung dilipat dan ditabung

1974 tanah air yang kucinta

Berumur 29 tahun

Waktu yang muda bagi berdirinya sebuah negara

Lambang garuda dasarnya Pancasila

Undang-undang 45

Meraaajut banyak peristiwa

Peralihan kepemimpinan yang mendesak

Bung karno diganti pak harto

Dengan dalih keamanan negara

Pembantaian enam jendral satu perwira

Enam jam dalam satu malam

Mati di lubang tak berguna

Tak ada dalam perang maha barata

Bahkan disejarah dunia

Hanya disejarah Indonesia

Pemusnahan golongan kiri

PKI wajib mati

Pemimpin otoriter repelita

Rencana pembangunan lima tahun

Bisa jadi rencana pembantaian lima tahun

Di tahun-tahun berikutnya

Kudapati penembak misterius

Tak ada salah apa lagi benar

Tak ada hukum negara

Pembantaian dimana-mana

Dor di mulut,

Dor di kepala,

Diikat tali dikafani karung

Penguasa punya tahta

Yang tidak ada bisa diada-ada

Ehhhhh….

Akulah sengkon yang sakit

Berusaha mengenang setiap luka

Didada, di punggung

Di batuk yang berlapis tuberculosis

Malam jumat 21 November 1974.

Setiap malam Jum’at

Yasin dilantunkan dengan hikmat

Bintang-bintang berzikir dengan kedipannya

Suara-suara binatang melengkingkan pujian untuk Tuhan

Istriku masih mengenakan mukenah,

Mengambilkan minum dari dapur

Dikejahuan terdengar warga desa gaduh

Yaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa.

Adili saja si keluarga rombong itu

aaaaaaaaaaaaaaaa

Usir saja dari kampung sini

Bakar saja rumahnya

Di lubang bilik ada banyak obor dan petromax menyala meneriakan tegas

Saudara segkon, saudara sudah dikepung Abri

Kalau mau selamat menyerahlah

Saudara tidak bisa kabur

Angkat tangaaaaaaaaaaaaaaaan!

“Ini ibu puisinya

Oh ya Sempat juga waktu pak Yusuf masuk tempat lomba,… juri bercerita bahwa puisi dengan judul Mata Luka Sengkon Karta banyak juga yang sering bawakan tapi tidak ada yng berhasil selalu gagal

Sempat muncul pikiran …  waduh bagaimana ini judul ini yang akan diambil Putri (Putri mendapatkan nomor urut 1) tapi karena sudah mendengar dan melihat Putri membacakan  maka semua sangat yakin dengan skill Putri.

Dikegiatan ini ada 5 lomba Menyanyi solo Putra Putri, Membaca Puisi Putra Putri dan Pameran, Alhamdulillah  mendapat Juara 1 putri untuk puisi. Kenapa sangat luar biasa? karena itu tadi di atas pencarian juri hebat, untuk pembaca puisi.

“Dan kenapa kegiatan ini terkesan tidak terpublikasi di sekolah karena jujur informasi didapat terlambat di hari Kamis dan Jumat (26 dan 27 Oktober) ada sosialisasi 20 Oktober (terlewatkan). Semoga kedepannya bisa lebih matang.” tutup Rahma Tola.

@Laporan Dra. Sitti Dahlia Azis, stap Humas SMAN 3 Pinrang.

Facebook Comments
What's Your Reaction?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0

Tinggalkan Balasan

Back to top button

Adblock Terdeteksi !

Maaf Matikan dulu Adblock anda