Kisah Heroik, Tim SMAN 3 Pinrang Menuju Sekolah Imbas di Sidrap (Catatan Hari Pertama)
Dari Pinrang kota melewati gedung Golkar/Gedung olahraga ke arah Timur terus ke depan kantor camat Baranti ke arah kanan mengikuti petunjuk arah SMAN 10 Sidrap teruskan perjalanan +/- 4 km.
Memasuki lokasi setelah melihat plakat Ponpes Al-Iman Sidrap. Pukul 07.25 tiba di halaman sekolah yang terdiri 3 tingkatan Ibtidaiyah, MTS dan MA (SD, SMP dan SMA) kami dari sekolah pengimbas menemukan nuansa baru. Nuansa Islam. Santri (masih saya sebut santri) memakai kopiah/songkok dan santriwati memakai hijab sar’i (bargo). Begitu juga suasana di Aula telah disiapkan 2 Smart TV (dijadikan layar monitor).
Guru pria (ustadz) memakai seragam batik nuansa biru putih dan songkok hitam. Ustazahnya pakai gamis biru dan hijab bargo hitam dan cadar. Itu kesan pertama saat berada di SMAS Al Iman (sekolah imbas).
Masya Allah.
Kami hadir berbagi bukan sebagai guru hebat. Pertemuan pertama sangat berkesan. Suasana akrab dan santun. Kami dari sekolah pengimbas memetik hikmah adanya sikap saling menghargai dan rendah hati dari para peserta.
Walau masih di hari I saya pribadi dapat merefleksi diri … ada yang bisa kami bagikan. Pada sisi lain kami menyadari masih banyak yang perlu dibenahi untuk memperkuat pemahaman tentang Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM)
Acara diawali dengan pembacaan ayat suci Al Qur’an dan selanjutnya sambutan dari Kepala UPT SMAN 3 Pinrang Guntur, S.Od., M.Pd. Setelah itu memperkenalkan diri. Baik peserta pelatihan maupun tim sekolah pengimbas.
Acara hari ini berjalan lancar dan semoga hari berikutnya silaturrahim semakin erat dan ilmu semakin berkembang dan berkemajuan. Penyajian materi mendapat respon baik dan antusias saat berkesempatan menanggapi. Suasana hangat dengan ice breaking ringan (menyesuaikan kondisi setempat).#sda