JIWA SEORANG LITERAT

Saya Dra. Sitti Dahlia Azis, guru Pendidikan Pancasila di SMAN 3 Pinrang, sekolah penggerak angkatan I. Walaupun tidak memenuhi syarat menjadi guru penggerak (usia) tetapi tetap aktif sebagai stap Humas di bidang Dokumentasi dan Publikasi dan koordinator jurnalistik SMAN 3 Pinrang.
Saat ini saya telah meraih beberapa prestasi:
•Pernah menjadi founder Sanggar Literasi Sulawesi Selatan yang didirikan tanggal 24 april 2021. •Menjadi Founder Komunitas Literasi Sulawesi Selatan (KLSS) digagas tanggal 27 Maret 2023.

•Menjadi Koordinator/Ketua Penulis Pinrang pada Satu Sekolah Satu Buku dan berhasil mencetak buku guru dan buku siswa SMAN 3 Pinrang, berkah dukungan Kepala UPT SMAN 3 tahun 2021 (Abdul Wahid Nara, S.Pd., M.Pd.
•Pengurus Komunitas Kami Pengajar Regional Sulawesi dan mengikuti HGN 2022 di Tangerang dan Kemayoran
•Mendapatkan anugerah Penulis Guru Indonesia dan layak menerima anugerah Guru Inspiratif Literasi tahun 2023.
•Pada bulan Mei 2023 mendapat undangan sebagai peserta workshop Penetapan Karya sastra Disdik Sulsel dengan judul buku Senandung Pucuk Pinus (terperifikasi dari 850 judul, ada 67 penulis yang diundang oleh Disdik Sulsel).
Saya menulis 107 judul buku, ini berbagai genre diantaranya ada lima buku solo, ada 21 piala, diantaranya 2x meraih Juara Umum I Lomba Menulis Puisi Nasional, juara 3 menulis Cerpen. Prestasi seperti ini tidaklah semudah yang terlihat. Saya terus belajar dan belajar. Dimulai dari AGUPENA (Asosiasi Guru Penulis Nasional), lama tidak berkarya. Pada masa Covid-19 saya mendapat link sebuah grup dari bapak Baharuddin Iskandar, S.Pd., M.Pd (sekarang Kabid GTK Disdik Provinsi Sulawesi Selatan)… salam santun suhuku. Link grup Wa yang saya maksud adalah KPPJB (Komunitas Pengajar Penulis Jawa Barat). Masya Allah… bersyukur. Teman di grup itulah yang memotivasi saya hingga menjadi penulis. Berkenalan dengan Gupernas dan ahli sastra. Dari merekalah kami belajar dan berkarya. Ternyata di grup itu ada teman pak Kabid, beliau saya tahu kalau pernah menjadi Gupernas di tahun 2014, di tahun terakhir ini menjadi juara 2 nasional Cerita bergambar. Tabe marajaku, pak.

Sebenarnya saya mengalami jatuh bangun dalam meraih prestasi ini. Sanggar Literasi Sulawesi Selatan yang telah memiliki 11 buku solo pecah di tahun kedua. Lama saya terluka tapi mulai berprinsip “Biarlah diambil alih. Kalau SLSS besar di tangan orang, tentu itu yang diharapkan. Saya ingin fokus ke tugas membesarkan KLSS.” Sitti Dahlia Azis tak ingin patah arang. Jiwa juang laksana Garuda yang membenahi sayapnya untuk kembali terbang.
Walaupun dengan tertatih, namun saya tetap membentuk KLSS (Komunitas Literasi Sulawesi Selatan), bersinergi dan berkolaborasi dengan orang ahli di bidangnya. Ya, kembali memulai dari 0 (mendata, menyusun pengurus, mengumpulkan naskah dan bionarasi), mengedit dan mengirim naskah tersebut ke penerbit.

Saya terkendala dana untuk bisa memfasilitasi diri membeli buku karya saya itulah sebabnya lebih banyak ikut antologi dan menyimpan drap berbagai naskah buku solo.
Saya pantang menyerah. Mulai bulan April hingga kini saya berupaya membukukan naskah Puisi, Pantun dan Opini/best practice teman KLSS. Harapan ada sekretaris membantu di buku I ternyata tidak merampungkan file naskahnya di bulan Agustus karena handphonenya pernah bermasalah. Ini juga sebuah tantangan.
Saya tidak diam tapi menempa diri di Sastra Mikro Indonesia dan hingga kini menjadi ketua komite bidang puisi, pantun dan sastra daerah Bugis. Tugas menyeleksi, memberi peringkat 1, 2 dan 3 dan membuatkan sertifikat lalu menyimpan naskah teman yang menang di kontes setiap minggu dan sekarang ini akan dibuatkan sebuah majalah Sastra Mikro Indonesia. AP3KnI oleh ketua prodi PPKn saya diminta membuat sebuah buku karya bersama berisi artikel best practice dalam rangka mewujudkan profil pelajar pancasila. Ke depan… mengharap rida-Nya agar lolos menjadi Pendidik Pendidikan Pancasila.
Ya, benar saja “Dibalik kesusahan ada kemudahan.” “Kejujuran laksana pohon yang batangnya pahit namun berbuah manis.” Kalau ada yang tidak suka gaya hidup saya… tidak masalah yang penting tetap melangkah dan tidak melanggar norma yang kita anut.
Hormat saya
Dra. Sitti Dahlia Azis Pinrang, 9-9-2023