KEMBALI KE NILAI LUHUR BAGSA
Dra. Sitti Dahlia Azis (Guru Pendidikan Pancasila di SMAN 3 Pinrang)
Diriku sadar sesadar-sadarnya bahwa dunia ini dan segala isinya hanya sementara. Kita ada dan terlahir karena siap menggenggam amanah. Kita terlahir ke dunia karena sumpah akan menjadi rahmat bagi seluruh alam dan tentunya sebagai hamba Allah yang akan berinteraksi dengan semua makhluk yang ada di bumi.
Seiring perjalanan waktu prestasi itu telah diraih, memang dengan usaha dan kerja keras serta pengorbanan. Namun mengapa jiwa kosong dari roh keimanan? Merasa bahwa prestasi itu kau beli hanya dengan usaha kau peroleh karena kerja kerasmu tanpa mengingat bahwa ada kuasa di atas segalanya. Kembalilah dalam dekapan Ilahi, hargai setiap orang sebagaimana ingin diperlakukan karena kita memang manusia tidak akan terlepas dari interaksi sosial walaupun sebenarnya kita adalah makhluk individu yang berbeda dengan makhluk lainnya.
Manusia sebagai makhluk individu tentunya mempunyai karakter yang berbeda antara satu dengan lainnya tapi bagaimana mendewasakan diri hadir di tengah kehidupan atau publik tentu saja kita mempelajari tata krama dan memegang teguh nilai-nilai moral yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Kita punya nilai keimanan, nilai kemanusiaan dan nilai juang untuk menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan, memilih bermusyawarah dalam mencapai mufakat dan berkeadilan sosial dalam menikmati segala fasilitas dan kekayaan negara Indonesia.
Persaingan hidup telah membuat kau melupakan kebersamaan perbedaan dan persaudaraan yang terpikir hanyalah Bagaimana mengalahkan rival yang bersyukur kalau mindset positif Karena persaingan ini hanya dianggap sebagai cambuk untuk berbuat yang lebih baik.
Sayang sekali terkadang terjadi miss komunikasi diakibatkan oleh kurangnya komunikasi dua arah ataupun meeting yang membahas tentang kemajuan sebuah komunitas atau perkumpulan. Mari bermusyawarah untuk menyelesaikan suatu permasalahan demi kepentingan bersama bukan untuk kepentingan pribadi dan golongan.
Mengapa ada saling hujat, saling gencet dan malah menjadikan diri seperti pengawas bagi orang lain sementara urusan pribadi terabaikan. Jika ingin naik itu bagus namun jangan sampai karena keinginan itu membuatmu melupakan penghargaan kepada sesama.
Masalah keadilan itu juga perlu musyawarah. Soal kesejahteraan akan kita nikmati bersama teman-teman berkah kerja dan usaha bersama yang kita bina dalam perjalanan waktu yang saling mengasihi. Tunjukkanlah diri bahwa anda benar-benar pejuang sejati yang menginginkan kehidupan yang damai dalam sebuah komunitas bukan membelakangi lalu menyebar isu dan saling sindir. Jadilah penulis sejati yang siap maju ke garda depan. Prestasimu adalah prestise. Dengan karyamu kau akan muncul dan dicari oleh publik. Dengan karyamu kau akan bermakna dalam kehidupan, dihargai bukan sekadar dibutuhkan. Prinsipnya “Jika diri adalah berlian maka tetap akan dicari walau terpendam dalam tanah.” #SDA