Cerita Haru Pasutri Nomine 100 PNS INSPIRATIF Nasional 2019: Mengabdi untuk Pendidikan Anak Disabilitas
Berbagai penghargaan dan apresiasi dari lembaga adat dan pemerintah telah diraih Pasutri Pasangan Suami Istri (Pasutri), H. Subuhan S.Pd M.Pd dan Hj. Suhati, D. S.Pd., MM, yang merupakan ASN Aparatur Sivil Negara (ASN) Cabang Dinas Pendidikan Wil. XI, Provinsi Sulsel. Penghargaan yang diterima Pasutri ini atas peran dan pengabdiannya untuk anak disabilitas.
Pasutri ini, bekerja ikhlas dan mengabdikan diri di luar ekspektasi sebagai ASN. Berdua membina dan mengelola yayasan untuk pendidikan anak disabilitas, di Kota Palopo.
Walau berpendapatan tetap tak jadi halangan untuk berbagi.Meski terikat waktu jam kerja, tak jadi hambatan mengurus sesama. Minim tenaga tak menjadi rintangan mengabdi untuk kemanusiaan. Dalam membina siswa SLB Gugus Sehati Palopo, mencapai 54 siswa, bekerjasama dengan 9 guru.Berbagai penghargaan telah diraih pasutri ini.Prestasi terakhir yang diraih adalah masuk 100 nominasi ASN INSFIRATIF NASIONAL tahun 2019.Menariknya, dari 100 nomine pengahargaan hanya dia pasutri.Prinsip yang menjadi motto, dalam mendidik anak disabilitas adalah, “Mendidik dengan hati, mengajar dengan ikhlas”. Berbagai tantangan dihadapi dalam melaksanakan pengabdian pendidikan anak disabilitas.Seperti langsung mencari siswa disbilitas dengan masuk lorong dan gang mengedukasi masyarakat khususnya orang tua anak disabilitas. Menurutnya, pendidikan untuk anak disabilitas masih perlu disosialisasikan bagi masyarakat.
“Setelah kami menemukan, kami mengedukasi dulu orang tuanya, bahwa anaknya bisa bersekolah seperti anak lainnya,” Hj. Suhati, diamini Subuhan.
Berikut ini penuturan pada Majalah Dunia Pendidikan sekilas pengabdian Pasutri ini terkait perannya dalam pendidikan anak disabilitas:
Dikatakan, sebelum berkarier menjadi guru ASN, bekerja wartawan salah satu perusahaan JAWA POS grup, Harian Pagi Palopo Pos. Jabatan terakhir, redaktur hingga manejer sirkulasi/iklan. Saat menjadi wartawan merangkap reporter, redaktur, agen koran. Pagi antar koran naik sepeda, siang liput berita. Pendapatan agen koran lebih banyak dari gaji redaktur. Mengkoordinir loper 10-20 oran menghasilkan rata-rata Rp250-300 ribu per hari. Administrasi agen koran diurus istri. Pendapatan istri lebih banyak dari agen Koran daripada gaji redaktur di kantor. Dari sering bergaul dengan anak-anak tidak/putus sekolah ini sehingga terbetik hasrat bahwa suatu saat akan buat yayasan untuk mengurus anak-anak miskin dan kaum lemah.
Pada tahun 2005/2006 Pemerintah Kota Palopo membuka pendaftaran CPNS, ada sebuah formasi yakni guru komputer dan harus memiliki akta IV, tidak ada peminat. Bertemulah dengan Kepala Dinas Pendidikan, sehari sebelum ditutup ada sebuah formasi yang belum ada peminatnya dan masukkan berkas. Masalahnya, kualifikasi ijazah beda dengan yang formasi yang mau diterima. Akhirnya, lolos berkas, lulus tes tulis untuk formasi guru TKJ (Teknik Komputer Jaringan).
Sementara istri, bekerja sebagai agen koran dengan pendapatan kala itu Rp200-300 ribu/hari. Kemudian akhirnya juga lulus PNS, tahun 2005.
MODAL NEKAT
Mendirikan SLB terbilang nekat. Syarat utama, tanah atau lokasi, mereka tak punya. Syarat administrasi pembentukan yayasan yang akan menaungi SLB harus punya tabungan puluhan juta, juga tidak punya. Meski tak punya lahan dan tak punya rekening puluhan juta tetap nekad. Solusinya, mengagunkan SK ASN istri ke bank, dengan jumlah pinjaman Rp.50 juta. Selanjutnya persyaratan lain, ijin dan rekomendasi dari Kepala Lelurahan, Lurah, Camat, Dinas Pendidikan atas nama Walikota berjalan mulus dan cepat. Tibalah saat mengurus administrasi ke tingkat Gubernur sebagai lembaga yang mengeluarkan ijin operasional untuk SLB adalah Dinas Pendidikan Provinsi atas nama Gubernur. Pada saat itu membuat kesalahan, namun beruntung dan membuat pujian bagi Pemerintah Kota Palopo di mana saya berdomisili. Kesalahan yang saya buat adalah tanggal pembuatan rekomendasi dari Lurah ke Camat hingga Kantor Dinas Pendididikan Kota Palopo sama, atau hari yang sama. Redaksi surat rekomendasi saya yang buat dengan meniru dari internet, pejabatnya hanya tanda tangan dan memberi nomor surat.
Pegawai Dinas Pendidikan Provinsi Sulsel mengatakan layanan masyarakat di daerah Anda bagus yaa, ngurus rekomendasi dari Lurah Camat hingga Dinas cuma sehari. Alhamdulillah, kesalahan menuai pujian. Sebuah keberuntungan!!!. Beberapa saat kemudian ijin operasional keluar sebagai tanda lahirnya SLB Gugus Sehati Palopo.
DIUSIR ORANGTUA SISWA, AKHIRNYA JADI DONATUR
Sebagai sekolah baru, belum banyak dikenal masyarakat, maka setiap sore keluar-masuk perumahan dan perkampungan mencari anak disabilitas. Memprospek orang tua calon siswa agar mau bersekolah di SLB yang belum ada tempat dan gurunya. Masalah pertama yang diatasi, lokasi sekolah dengan pinjam pakai memanfaatkan gedung sekolah yang sudah macet. Berbagai kendala dihadapi saat mencari siswa, misalnya soal sandal putus, diusir orang tua anak disabilitas. Mungkin malu atau tersinggung ada anaknya disabilitas. Padahal data yang pakai akurat dari Kantor Dinas Sosial: by alamat, by KK sudah tepat dan anaknya juga kelihatan melintas. Karena menghindari konplik, lebih baik pulang, mengelus dada. Anehnya beberapa hari kemudian orang tua tersebut datang membawa anaknya untuk didaftar sekolah. Kamipun pura-pura tak ingat bahwa ia pernah mengusir kami. Untungnya lagi beberapa saat kemudian, malah jadi donatur meyumbang uang untuk gaji guru.
ANAK JADI KELINCI PERCOBAAN
Ketika sudah ada beberapa orang siswa sementara guru masih kurang. Sebagai solusi maka anak juga mengajar. Saya sebagai Ketua Yayasan dan istri sebagai Kepala Sekolah juga mengajar.Di samping itu memanfaatkan anak masih kelas 5 SD juga untuk mengajak bermain, karena sekolah siang.Anak saya diikutkan karena tidak ada yang jaga. Pendekatan menghadapi siswa baru yang ditemani anak dijadikan sebuah penelitian karya tulis dengan judul, “Pemanfaatan Tutor Sebaya untuk Mepercepat Adaptasi bagi Siswa Baru di SLB Gugus Sehat Palopo”. Hasil penelitian saya yang diajar anak saya lebih cepat beradaptasi dibanding dengan saya. Mungkin karena takut pada saya, dengan penampilan seram.
MAKAN MI INSTAN SEMINGGU, UANG JAJAN ANAK TIDAK ADA.
Mengelolah sebuah yayasan dengan penghasilan pas-pasan tentulah jadi beban.Terkadang dua orang anak yang masih duduk di SMA dan SMP tak punya uang jajan. Terpaksa lauk makan hanya, mi instant siang-malam. Itupun, ngutang dari gardu jualan tetangga. Walau demikian, tak menyurutkan semangat untuk mengurus anak disabilitas. Anak juga dididik harus sabar mengarungi gelombang kehidupan.Makan mi instan tak membuat saya sedih karena sudah biasa saat mahasiswa. Yang membuat hatiku sedih adalah ketika melihat anak saya makan sudah susah menelan nasinya, dan sudah kelihatan mau muntah. Juga anak saya tidak ada yang protes, kenapa lauknya tak berubah.
MENDIRIKAN PANTI SOSIAL
Setelah sistem organisasi mulai berjalan normal, masalah lain datang, siswa kurang lebih 40 siswa biasanya sedikit yang datang. Solusinya pendidikan berasrama, membuat panti sosial. Pendirian panti sosial dimaksudkan membantu orang tua siswa tak sanggup mengantar anaknya setiap hari dengan alasan tak punya ongkos atau sibuk.
Kehadiran siswa bisa teratasi, namun ongkos konsumsi malah bertambah, karena tidak pungut biaya sekolah.Semua masalah dihadapi dengan sabar dan iklas. Menyangkut beras yang biasa habis terkadang saat bersamaan habis, ada saja yang datang menyumbang dibawa tukang ojek dan tak mau diketahui namanya yang membawa.
DAPAT BANTUAN PEMBANGUNAN TAPI BELUM PUNYA LOKASI
Setelah kurang lebih setahun berjalan, sebuah berita gembira yakni SLB Gugus Sehati Palopo, akan mendapat bantuan pembangunan RKB dari Pemerintah Kota Palopo. Berita gembira ini menjadi tantangan tersendiri, karena dana pembangunan satu bulan lagi akan segera cair namun belum punya tanah milik yayayan yang harus dibuktikan dengan sertifikat. Bagaimana cara menyiapkan lahan minimal 1000 meter persegi dalam waktu singkat, sementara terkadang tak punya uang se sen pun. Kurang lebih dua minggu setiap sore keluar cari siswa dan cari lokasi yang dijual.Setiap hari menemukan tanah dijual, namun tidak berhasil. Harganya ratusan juta hingga miliaran. Hingga tibalah hari keberuntungan, di puncak kegalauan dimana mendatangi pengusaha. Tujuannya adalah menanyakan apakah ada lokasi tanah yang layak bisa ditempati membangun sekolah. Hari itu saya bersama istri datang ke tokonya, tiga kali, pagi siang dan sore. Pagi dan siang tidak ketemu, saya sudah menyerah, tapi istri mengatakan, kita ke sana lagi, jangan menyerah. Dan betul, saya bertemu dengan orangnya, H. Rasdin Soni, setelah saya mengutarakan maksud saya, bahwa apakah ada tanahnya, apakah bisa saya cicil. Dia belum menjawab, hanya mengatakan tunggu saya sebentar, saya mau shalat ashar dulu.Saya dan istripun menunggu sekitar belasan menit. Setelah shalat dan masih berbaju koko, duduk sejenak kemudian dia berujar, ada tanah dan saya wakafkan karena Allah.Mendengar kalimat tersebut, saya dan istri saling bertatapan seakan tak percaya. Karena kalimat tersebut diucapkan berulangkali, istri saya secara refleks mencubit paha saya sekuat-kuatnya. Mata istri saya kelihatan berkaca-kaca, sementara air mata saya sempat menetes. Kalau mata istri saya berkaca-kaca adalah airmata gembira, sementara saya karena menahan rasa sakit oleh cubitan keras, lebamnya hingga seminggu.
DITIPU CALO TANAH
Sebenarnya rencana membangun sekolah di atas tanah sendiri, sudah direncanakan dengan mencicil ranah kavling. Namun saat tiba waktu mau membangun, ternyata tanah milik orang lain. Uang cicilan hampir mencapai Rp. 60 juta.Hingga saat ini tanah tak jadi dimiliki, uang juga tak kembali.Namun tak patah semangat hingga akhirnya menerima tanah wakaf dari seorang pengusaha, seluas 1200 meter persegi.Tanah wakaf kami terima satu minggu sebelum bantuan pembangunan turun.
DILAPOR PIHAK BERWAJIB
Perbuatan baik dan ikhlas yang kita lakukan tak musti membuat semua orang senang. Bahkan ada saja yang suudzon, melapor ke pihak berwajib bahwa terjadi penyalagunaan uang di lembaga yang saya pimpin bersama istri. Namun akhirnya, selesai dan tak ditemukan masalah penyimpangan keuangan. Pelapornya kembali bersahabat dan berteman. Sabar menghadapi masalah.Tabah dengan cobaan.
GADAIKAN PERHIASAN ISTRI, PINJAM BENSIN BOTOLAN
Pemerintah sudah cukup memperhatikan keberadaan lembaga SLB dengan mensupport anggaran seperti dana BOS, namun biasa terlambat cair. Untuk menalangi kami menggadaikan perhiasan isteri seperti cincin, gelang. Setelah turun dana baru ditebus kembali.
SALING ANGKAT DAN SALING TAGIH HONOR
Sebagai Ketua Yayasan harus berfikir menghemat biaya dan pengeluaran, maka diangkatlah istri sebagai kepala sekolah. Kemudian, untuk menghemat pengeluaran honor mengajar diangkatlah saya sebagi suami kalau di rumah yang tak lain adalah Ketua Yayasan SLB Gugus Sehati, sebagai guru honor. Sehingga akhir bulan, saling nagih honor. “Sebelum saya berikan honor jam mengajar Bapak bulan ini, saya sebagai Kepala Sekolah menunggu transferan uang dari Ketua Yayasan”. Saling mengangkat ini bukan KKN, namun tujuannya mengurangi pengeluaran.
KEMBALI TERIMA WAKAF, Untuk MASJID
Setelah berhasil meraih prestasi Yayasan Gugus Sehati yang kami kelola Pasutri bersama istri kembali menerima tanah wakaf yang masih berbatasan langsung lokasi sebelumnya.Lokasi wakaf pertama seluas 30 x 40 meter persegi kemudian ditambah lagi 20 x 17 meter persegi. Lokasi tersebut diperuntukkan untuk pembangunan rumah ibadah, masjid dan TPA (Taman Pendidikan Al Quran) juga bisa digunakan masyarakat sekitar sekolah.
BIODATA & PENGHARGAAN
Biodata:
Nama : SUBUHAN, S.Pd., M.Pd.
Tempat Kerja: SMK KARTIKA XII Palopo.
Jabatan : Ketua Yayasan SLB Gugus Sehati Palopo.
Penghargaan:
– ANUGRAH DATU LUWU .Tahun 2017, Atas jasa dalam bidang Pendidikan dan Kebudayaan. (Diberikan oleh Datu/Raja Luwu)
– Nomine100 ASN INSPIRATIF NASIONAL Tahun 2019
Biodata:
Nama: Hj. SUHATI D S.Pd, MM.
Jabatan: Kepala Sekolah SLB Gugus Sehati Palopo.
Penghargaan:
– FINALIS 100 ASN INSPIRATIF NASIONAL Tahun 2019
1. KEPALA SLB TERBAIK SULSEL. Tahun 2018. (Digelar Dinas Pendidikan Sulsel)
2. FINALIS KEPALA SLB INSPIRATIF NASIONAL. Tahun 2018. (Digelar Mendiknas)
3. FINALIS 53 ASN INSPIRATIF NASIONAL. Tahun 2018 (Digelar MENPANRB RI).
4. PENGHARGAAN PEREMPUAN INSPIRATIF. Tahun 2019.(Diberikan Pemerintah Kota Palopo).