Inspirasi

SEMANGAT WANITA INDONESIA;  Teruslah Berkarya

(Dra. Sitti Dahlia Azis)

Ada grup WA yang memfasilitasi para peserta HGN 2022, terutama aktivis penulis dari sekolah penggerak yang tergabung di Komunitas Kami Pengajar Sulawesi. Ada admin yang bertanya “Apa target Bapak/Ibu di tahun 2023 nanti?

Tangan saya gatal untuk menuliskan sebuah ide dengan niat semoga memotivasi teman di grup itu.

Begini:

Di bulan November saya menyelesaikan buku solo Analekta “Titian Meraih Bintang.”, Alhamdulillah kemarin jam 17.00 paketnya 15 eksemplar tiba di rumah.

Bulan Desember saya merampungkan buku solo puisi “Senandung Pucuk Pinus” sedang ditangani oleh penerbit.

Buku di atas sedianya akan saya serahkan ke Kadisdik Sulsel dan kepada beberapa sekolah penggerak di Sulsel

Kalau buku Senandung Pucuk Pinus selesai dicetak berarti sudah buku ke 89 (5 diantaranya buku solo)

REFLEKSI

Masih banyak yang harus dibenahi dan saya memang kadang malu/keki kalau dipanggil guru hebat. Takutnya kata-kata itu malah membuat saya besar kepala atau sombong. Saya tidak merasa hebat, hanya punya kemauan keras untuk mengaplikasikan ilmu. Saya lebih senang disebut guru pembelajar.

Target untuk tahun 2023 adalah menjadi pemateri baik fiksi maupun non fiksi di Komunitas Kami Pengajar Sulawesi/MGMP/PMM/APK PUSPEKA  dan Sanggar Literasi Sulawesi Selatan

Saya sebut 2 grup ini padahal mitra kami banyak. Kenapa? Sebab di sini saya eksis. Ada amanah dan tanggung jawab yang saya emban terkait tugas saya sebagai guru dan ASN.

SMAN 3 Pinrang menjadi sekolah penggerak tahun 2021. PEKASI (Pekan Kolaborasi Siswa= panen karya sudah 2x).

Penerapan kurikulum Merdeka… Alhamdulillah nyata hasilnya. Saya yang mengampuh mapel Pendidikan Pancasila merasakan perbedaan antara kelas X ke kelas XI dibanding kelas XII (saat ini mengajar kelas XI dan XII). Apakah ini dampak Covid-19 atau memang inilah yang dimaksud perubahan berkemajuan?

“Perkenalkan ini mbak Yuli, bu. Domisilinya di Pinrang. @Yuliani Sheza.”

Dia facilitator ibu penggerak kami.”

Siap Bu

Mohon maaf kalau kata-kata saya menggebu-gebu, nyaris sombong

“Nggak bu. Di SIDINA memang wajib zhombonk. Hehehe … tapi ga boleh bohong. Biar wanita-wanita bisa lebih pintar, bahagia dan berdaya

Banggalah dengan apa yang kita punya dan pencapaian kita sebagai wanita (Isti).”

Masya Allah

Tabarakallah. Amin

Di sekolah kami hanya ada 1 guru penggerak (Rahmatola S.Pd., M.Pd) … tapi yang bergerak tentu semua guru, staf dan siswa. Baik ASN maupun guru honorer.

“Mantap Bu. Senangnya di Pinrang memiliki guru-guru yang semangatnya luar biasa seperti Bu Dahlia, MasyaAllah”. balas Yuliani Shera.

Ibu mau dipanggil mbak, biar tidak kedengaran lebih tua? tanya seorang teman.

[Wah, kenapa malu dianggap tua, asal tua kelapa, punya santan] pikirku.

“Alhamdulillah. Kalau

Ketua KGB Pinrang Ida Rahma, S.Pd., M.Pd, memanggil saya ‘Bunda’, merasa sebagai murid, karena alumni SMAN 3 Pinrang (walaupun tidak sempat saya ajar). Awal pengangkatan jadi PNS saya di SMAN 5 Pinrang tahun 1991-2002.” Sitti Dahlia Azis manggilnya yang umum saja. Ibu atau Bunda.

Pinrang, 25 Desember 2022

Facebook Comments
What's Your Reaction?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0

Tinggalkan Balasan

Back to top button

Adblock Terdeteksi !

Maaf Matikan dulu Adblock anda