Aktualisasi Profil Pelajar Pancasila pada Budaya SMKN 7 Pinrang

Penulis : Dedi Setiawan
Tujuan pendidikan nasional diterjemahkan dalam Profil Pelajar Pancasila. Profil pelajar Pancasila mempunyai peran pengarah kebijakan pendidikan, Acuan guru dalam membangun karakter dan kompetensi peserta didik. Jumat, di SMKN 7 Pinrang seperti hari-hari dan pekan-pekan sebelumnya melakukan berbagai aktivitas yang penulis memaknai kegiatan tersebut sebagai Penguatan Profil pelajar Pancasila (P4). Untuk memudahkan dalam memahami dan mengigat profil pelajar Pancasila tersebut dirumuskanlah dalam bentuk dimensi.

Dimensi pertama. Dimensi beriman , bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Dalam dimensi pertama ini dalam kurikulum merdeka memiliki 5 elemen kunci antara lain akhlak beragama, akhlak pribadi, akhlak kepada manusia, akhlak kepada alam dan akhlak bernegara. Untuk menggambarkan elemen akhlak beragama khususnya sub-elemen pelaksanaan ritual beragama di SMKN 7 PINRANG dilakukan aktivitas pembiasaan sholat dhuha, literasi Alquran serta pengajian kelas. Aktivitas ini menurut hemat penulis adalah wujud dari pelaksanaan ibadah secara rutin dan mandiri sesuai dengan tuntunan agama/kepercayaan.

Dimensi kedua, Dimensi Berkhebinekaan Global dengan elemen kunci mengenal dan menghargai budaya, komunikasi dan interaksi antar budaya, refleksi dan tanggungjawab terhadap pengalaman khebinekaan dan berkeadilan sosial. Penekanan pelajar Indonesia dalam mempertahankan budaya leluhur, lokalitas dan identitas serta open minded terhadap interaksi dengan budaya lain kemudian bermuara pada karakter menghargai budaya. Untuk dimensi Berkebinekaan global Budaya di SMKN 7 Pinrang mendorong pemahaman perubahan budaya seiring waktu dan konteks. Budaya yang dilakukan antara lain Sambut Salam dan Sapa siswa yang dilakukan di gerbang sekolah baik proses awal dan akhir kegiatan disekolah. Budaya , kegiatan ini sebagai manifestasi sistem kekerabatan di Sulawesi selatang yang lebih dikenal dengan istilah “Maduppa”.

Dimensi ketiga adalah dimensi gotong royong. Harapan besar dari dimensi ini adalah pelajar indonesia memiliki kemampuan gotong royong, kegiatan yang dilakukan secara kolaborasi, suka rela dan berbagi. Alur perkembangan Dimensi gotong royong diharapkan menunjukkan ekspektasi atau harapan positif kepada orang lain dalam rangka mencapai tujuan di lingkungan sekitar. Dimensi gotong royong dalam budaya sekolah termanipestasi pada kegiatan pembiasaan kebersihan sekolah.
Pembiasaan kebersihan sekolah menjadi bagian yang sangat penting dalam membentuk karakter siswa yang akan digunakan dalam kehidupan sekarang dan yang akan datang.

Mandiri adalah dimensi yang ke 4. Mandiri sebagai pelajar yang bertanggung jawab atas proses dan hasil belajaranya. Elemen dimensi mandiri antara lain Pemahaman diri dan situasi yang dihadapi dan regulasi diri. Peserta didik diharapkan mengidentifikasi kemampuan, prestasi dan keterkaitannya. Selain itu, tantangan yang dihadapi peserta didik berdasarkan kejadian-kejadian yang di alami dalam kehidupan sehari-hari. Nilai Mandiri dalam program atau budaya sekolah tergambarkan dalam pelaksanaan dan hasil belajar siswa.
Bernalar kritis, sebagai kemampuan objektif memproses informasi baik kualitatif maupun kuantitatif, membangun keterkaitan antara informasi, menganalisis dan mengevaluasi informasi. Budaya bernalar kritis di peruntukkan agar peserta didik dalam kaitanya memperoleh dan memproses informasi dan gagasan, penalaran dan mengevaluasi pemikiran sendiri. Sedangkan yang terakhir adalah Dimensi Kreatif. Kreatif dengan artian mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinil, bermakna, bermanfaat.

Dari keenam dimensi profil pelajar Pancasila, sebagai guru niscaya mengaktualisasikannya dalam budaya sekolah. untuk satuan pendidikan di cabang dinas wilayah VIII Parepare,Pinrang dan barru satuan pendidikan melakukan budaya belajar yang di sebut jam 0. Jam 0 adalah budaya sekolah termasuk SMKN 7 Pinrang sebagai persiapan sebelum memulai kegiatan belajar setiap harinya termasuk mengakhiri PBM pada hari itu. Terakhir penulis ingin menyampaikan bahwa profil pelajar Pancasila seharusnya dipahami oleh pemangku kepentingan dan di aktualisasikan oleh semua stakeholder satuan pendidikan baik pada Intrakurikuler, ekstrakurikuler, cokurikeler serta program dan budaya sekoalh. Profil pelajar Pancasila menjadi nafas kegiatan yang disesuaikan dengan tahap perkembangan psikologi dan kognitif peserta didik. Terus dan semangat belajar, merdeka belajar untuk bapak ibu guru di pelosok nusantara. Salam dan bahagia, salamaki tapada salama.#