BELAJAR dan TERUS BELAJAR
Dra. Sitti Dahlia Azis (Guru Pendidikan Pancasila SMAN 3 Pinrang)
Belajar boleh ke siapa saja. Yang dihindari adalah kultus individu sehingga berselisih dengan saudara karena merasa hanya ilmu sendiri yang benar. Kita bangsa yang berbudaya serta berperadaban. Masalah yang ada coba dimusyawarahkan dan berikan solusi terbaik untukku kepentingan umum.
Misalkan saya. Saya Sitti Dahlia Azis, belajar syair dari Rhoma Irama, tapi tetap senang lagu dari pencipta yang lain. Belajar ruh cerita dari Buya Hamka, namun senang membaca novel lain seperti karya Asma Nadia. Belajar ruh puisi Kide Andana Adj dan Edi Sudrajat, atau Tri Astoto Kodarie tapi berupaya membuat puisi kreasi baru (Ketupat SLSS). Belajar membuat artikel, Bimtek Cakep, Bimtek Cawas, PTK/PTS Kang Encon Rahman, Cerpen dari Adek Alwi dan Zara Zettira. Meneladani beberapa tokoh yang amanah dalam kepemimpinan yang mengacu kepada Kepemimpinan Rasulullah Muhammad Saw.
Bagaimana saya nulis?
Guru saya adalah palung hati dan pikir yang mengkolaborasikan ilmu dari suhu/guru saya. Tentu saja pikir inilah yang menjadi filter diksi dan gaya bahasa yang saya gunakan.
Walau banyak nama namun itulah saya, punya keterbatasan. Ilmu yang minim masih perlu dipertajam dengan belajar dan terus belajar dan semoga bermanfaat bagi ummat. Karena itu saya juga butuh belajar Psykologi, Sosiologi dan manajemen qalbu.
Banyak penulis dan penyair bermunculan … itu semua melalui proses belajar/mengaji dari seorang guru. Maka apakah yang menyebabkan sebagian orang tidak menghargai gurunya? Lupa kacang akan kulitnya. Merasa diri hebat … memang hebat karena sudah berada di era digital, tanpa berpikir bahwa dasar untuk menciptakan tekhnologi adalah ilmu yang mereka dapatkan dari guru. Guru yang mengajarkan baca, tulis dan gambar, sehingga saat ini seorang peserta didik mampu berada di atas angin (punya kedudukan dan jabatan)
Bahan kajian dan ide brillyan untuk menulis di Hardiknas dan Harkitnas.
Seorang sastrawan kadang tidak menulis, bukan karena tak mampu tapi karena banyaknya ide, sehingga dia memilih menjadi penggerak/fasilitator (Baharuddin Iskandar, S.Pd., M.Pd, Kacabdis Wilayah VIII Sulsel)
Maaf, kedengaran somse (sombong sekali) dan sokta (sok tahu) kalau saya bicara tanpa bukti … mari saling kenal dan berbagi. Saya ada di beberapa komunitas. Kita berkolaborasi dalam rumah sendiri. Keindahan itu akan kita poles dengan berbagai warna … padu padankan hingga yang terlihat adalah keindahan dari skill masing-masing.
Komunitas Kami Pengajar Sulawesi/MGMP/PMM/APK PUSPEKA
Sanggar Literasi Sulawesi Selatan
Komunitas Pengajar Penulis Sulawesi
Komunitas Pengajar Penulis Jawa Barat.
Harapan kepada semua warga grup manapun tempat saya berkolaborasi dan bersinergi: jaga akhlak, jadilah insan yang cerdas berkarakter. Jadikan tulisanmu sebagai wadah inspirasi yang mengajak kepada kebaikan.
TULISKAN IDEMU, BUKUKAN KARYAMU atau ganti kalimat TUNJUKKAN PESONAMU.@SDA
Pinrang, 7 Maret 2023