Opini

KEDAMAIAN KARENA SYUKUR NIKMAT

Oleh: Dra. Sitti Dahlia Azis – Guru Pendidikan Pancasila SMAN 3 Pinrang

๐™”๐™–๐™ฃ๐™œ ๐™ ๐™ž๐™ฉ๐™– ๐™˜๐™–๐™ง๐™ž ๐™–๐™™๐™–๐™ก๐™–๐™ ๐™ ๐™š๐™™๐™–๐™ข๐™–๐™ž๐™–๐™ฃ ๐™Ÿ๐™ž๐™ฌ๐™–. ๐˜ฝ๐™ช๐™ ๐™–๐™ฃ ๐™๐™–๐™ง๐™ฉ๐™–, ๐™—๐™ช๐™ ๐™–๐™ฃ ๐™ ๐™š๐™ฉ๐™š๐™ฃ๐™–๐™ง๐™–๐™ฃ ๐™ฉ๐™–๐™ฅ๐™ž ๐™ง๐™–๐™จ๐™– ๐™จ๐™ฎ๐™ช๐™ ๐™ช๐™ง ๐™ฎ๐™–n๐™œ ๐™ข๐™š๐™ฃ๐™Ÿ๐™–๐™™๐™ž ๐™จ๐™š๐™ก๐™ž๐™ข๐™ช๐™ฉ ๐™๐™–๐™ฉ๐™ž.

Kalau sifat iri, hasud dan dengki ada pada seseorang, maka tunggulah berbagai penyakit akan menghampiri. Karena yang sakit bukan tubuhnya tapi hatinya. Dia susah melihat orang senang tapi senang melihat orang susah.

Ini terkait mapel yang saya bawakan. Jadi saya kalau mengajar kadang tidak membawa buku. Di hari pertama saya melakukan silaturahmi. Melalui silaturahmi itu saya mengamati dan ini merupakan assesment diagnostik untuk mengetahui apa keinginan atau kebutuhan siswa sehingga kita dapat menentukan materi ajar yang direlevankan dengan pencapaian pembelajaran dari situlah kita membuat TP dan membuat ATP (Alur Tujuan Pembelajaran).

Mengajar juga terkait dengan perasaan jika mud seorang guru baik, mindsetnya mantap maka dalam kelas pun dia juga akan menjadi perhatian siswa-siswinya. Mereka akan merindukan guru yang nyentrik menyenangkan dan menarik.

Bagaimanakah guru nyentrik?

Yang menyenangkan dan yang menarik itu yang bagaimana apakah karena seringnya pasang wibawa ataukah guru yang suka menegur siswa dengan menyinggung perasaan, istilah kerennya membully? Ya membully, masih ada sebagian diantara kita guru yang kelihatannya memang tersenyum pada saat melontarkan kata-kata ke siswanya, mungkin dianggap bercanda atau merasa siswa itu sudah terbiasa dengan kata-katanya. Guru itu tidak sadar bahwa perasaan siswanya itu terluka. Siswa senyum namun menelan salivanya. Di belakang gurunya mereka saling cerita tertawa dan mencibir.

Guru yang menyenangkan tidak perlu dengan bersusah-susah memberi hafalan. Atau menenteng buku dan absen masuk kelas. Siswa diabsen (bagus sebagai pengecekan tapi bukan bagian PBM) lalu menjelaskan sampai waktunya habis? Sesudah itu ada tugas 3 lembar diberikan 5 menit sebelum jam mapel itu habis. Apakah ini efektif untuk penilaian? 

Sekarang era digital. Semua yang dicari dan ditanyakan dapat dibisikkan ke Mbah Geoogle.

Begini kawan …

Cukup melihat tema dari materi itu. Lalu dikaitkan dengan kata “IQRA” bacalah. Apa yang dibaca? alam dan seluruh isinya. Di sana ada i’tibar kehidupan. Guru sebagai fasilitator dan motivator berikan sedikit minyak wangi lalu biarkan siswa mengisi wadahnya.

Dengan ceria dan rasa yang penuh semangat guru berada di antara siswa yang begitu menyenangkan bahkan dia merasa berada pada lorong waktu, di alam ketika masih belajar di SMA. Dengan memahami karakter siswa kita dapat dengan senang hati memberikan kajian dan memberi pemahaman pada materi yang kita bawakan dan dengan demikian siswa (i) akan  menerima kehadiran anda. Merasa sebagai anak atau sahabat. Penerimaan materi di saat yang menyenangkan dengan mudah dapat menuju sasaran pencapaian tujuan pelajaran yang kita inginkan bersama.

Bagus ada pemantik, untuk kajian soal karakter. Materi saya Pancasila kelas XI dan Pengaruh Perkembangan IPTEK di Indonesia kelas XII.

Saya mengajar kelas XI dan XII. Tak lama lagi kelas XII akan menempuh ujian walaupun tidak ada lagi yang namanya ujian nasional tetapi “Apakah seorang guru tidak pernah ragu melepas siswanya terutama mata pelajaran yang terkait dengan karakter sementara nantinya siswa itu terjun ke masyarakat tanpa tahu apa-apa tentang wawasan kebangsaan?” Ini yang selalu saya katakan kepada siswa tapi dengan berbesar hati saya menyampaikan bahwa Ibu tidak ragu melepas kalian dan Insya Allah kalau mengikuti apa yang Ibu berikan dan tersimpan dalam hati kalian yakin anak-anakku termasuk unggulan di masyarakat.

Pendidikan kewarganegaraan yang saat ini bernama Pendidikan Pancasila sangat setuju dengan adanya perubahan (Kurikulum) ini. Sejak lama menginginkan nilai-nilai Pancasila digali kembali dan disematkan dalam hati setiap warga negara terutama peserta didik yang akan dilepas terjun ke masyarakat. Perlu meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan yang Maha Esa, wawasan kebangsaan, rasa cinta tanah air dan patriotisme.

Memberikan materi Pendidikan Pancasila yang dulu disebut dengan Pendidikan Moral Pancasila (PMP) bersifat luwes.  Guru akan senang dapat menggunakan metode role playing atau sosiodrama dan berbagai inovasi pembelajaran.

Khusus dalam mapel  Pendidikan Pancasila, praktik persidangan di materi ‘Perlindungan dan Penegakan Hukum’ atau badan peradilan kemudian dapat pula membentuk suatu kelompok dengan menyajikan sistem demokrasi. Dapat juga simulasi praktek baik dari pengamalan nilai-nilai Pancasila. Memang kelihatan santai namun di situlah kesempatan guru membuat anekdot record (catatan peristiwa atau jurnal pembelajaran).

Jadi mengajar dan belajar tentu sangat menyenangkan, cocok dengan metode yang kita berikan pada kurikulum merdeka dan sekolah penggerak. Tak ada yang sulit kecuali kalau gurunya tidak kreatif.

#CerdaskiSulSel

#puspeka

#sahabatkarakter

#KomunitasKamiPengajarPinrang

Pinrang, 14 Januari 2023

Facebook Comments
What's Your Reaction?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0

Tinggalkan Balasan

Back to top button

Adblock Terdeteksi !

Maaf Matikan dulu Adblock anda