Inspirasi

Dari Kertas Putih Hingga Gerbang Kesuksesan, Catatan Hati Seorang Guru

Oleh: Dra. Sitti Dahliah, guru SMAN 3 Pinrang

Yang terkasih Siswa-siswi ku di SMAN 3 Pinrang Salam sehat semangat untuk kalian semua. Ibu mengawali perjumpaan kita lewat sehelai kertas putih ini dengan ucapan syukur atas karunia-Nya berupa nikmat kesehatan dan kesempatan serta taufik dan hidayah-Nyalah maka tergerak hati ibu untuk melayangkan kalimat ini.

Pada kesempatan berharga ini, ibu menyampaikan terima kasih atas perhatiannya, ketekunannya mengikuti pelajaran PPKn yang saat ini berubah nama menjadi Pendidikan Pancasila. Terima kasih atas kesabarannya menyelesaikan tugas selama kalian berada dalam binaan ibu. Belajar bersama, berkumpul bersama … bahkan terkadang di saat tertentu ada rasa sumpek atau gerah. Namun anak-anakku tetap ceria dan esok harinya di gerbang sekolah tetap memberi salam, sapa dan senyum pada ibu. Ibu menyadari masih banyak kekurangan dalam memberikan bimbingan serta binaan kepada anak-anakku semoga yang sedikit itu dapat dikembangkan. Ibu adalah manusia biasa yang belum mampu memahami segala keinginan anak-anakku. Jumlah kalian banyak sementara pemantauan Ibu terbatas dikarenakan faktor usia dan kemampuan untuk mengelilingi kelas dan menyapa semuanya.  Untunglah anak-anakku itu ramah meskipun saat ini ada beberapa kelas yang tidak ibu ajar. Anak-anakku tetap dekat dalam artian terbuka dalam hal pelajarannya. Terlebih dengan adanya ekskul Jurnalistik dan grup WhatsApp Sahabat Literasi SMANTAP. Yah meskipun begitu Ibu merasa belum maksimal memberi dan meraih apa yang ibu dambakan dari kalian. Anak-anakku. Ibu merindukan buah manis dari perjuangan kita selama ini. Ketika di dua pertiga malam Ibu terbangun dan berdoa dan di saat dinginnya air keran. Ibu bangun salat lalu mempersiapkan diri menemuimu. Sesekali ibu berjalan ke arah masjid menunggu kalian yang bisa mengantar ibu dan bersama ke sekolah. Agak pagi menanti anak-anakku di depan gerbang sekolah. Memperhatikan letak kendaraan atau melihat barisan kalian saat upacara. Di kelas Ibu memberikan saripati seumpama mengisi botol Ibu tidak mengisinya dengan air sampai penuh. Tapi biarlah anak-anakku yang mencari sendiri hikmah untuk apa materi itu Ibu berikan. Di kelas XII terkadang Ibu bilang anak-anakku Saya tidak meragukan kecerdasan kalian tapi saya ingin melihat karakter kalian yang betul-betul bisa diteladani. Nipu khawatir melepas kalian kalau setiap pertanyaan yang Ibu ajukan langsung dicari di Google cobalah ungkapkan jawaban sesuai dengan apa yang anak-anakku pikirkan sebab di sini adalah ajang untuk berlatih ajang untuk menempa diri menjadi manusia yang cerdas berkarakter. Anak-anakku yang kelas X dan XI. Saat ini kalian sudah memakai Kurikulum Merdeka. Tak ada yang namanya KKM namun maukah kita lulus dengan nilai yang pas-pasan sementara materi yang diberikan oleh guru kita adalah materi yang berdiferensiasi (pembelajaran bermakna kepada peserta didik). Jadi ibu sebagai guru memohon bantuan anak-anakku … mari kita bersama-sama, berkolaborasi agar kita menjadi insan yang inovatif dan prestisius. Anak-anakku. Lembaran surat Ibu ini sebenarnya ingin menyampaikan sesuatu tetapi sanggupkah kalian memenuhinya jangan sampai ada rasa kecewa di hati anak-anakku. Ibu manusia biasa dan jauh dari kesempurnaan karena itu tertitip amanah untuk kalian lanjutkanlah perjuangan ibu yang telah melewati masa sulit seperti kalian. Panas terik berjalan kaki menyusuri lorong hingga tiba di sekolah. Mengetik manual dan harus membaca beberapa buku untuk menyelesaikan tugas.  Ibu berharap kelak kalian semua mampu maju ke garda terdepan setelah terjun ke masyarakat Bagaimana yang dimaksud garda terdepan bukan harus memimpin sebuah komunitas tapi jadilah manusia yang mampu memberi teladan kepada masyarakat dengan ilmu yang kalian miliki, kalian sudah punya bekal anakku.  Bila ada yang bertanya tentang sesuatu atau tentang negara ini, anak-anakku kader PPKn akan tahu bagaimana menyikapi dan memberikan jawaban yang bijak. Jagalah persatuan sebab nantinya kalian akan berbaur dengan berbagai etnis suku agama dan golongan namun kita ini masih tetap satu dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.   Siswaku yang selalu ku panggil anakku. Jadikanlah gurumu sebagai pengganti orang tuamu. Hormati dan hargai dia sebab keberkahan ilmu itu tergantung dari rido orang tua termasuk guru. Tetap pertahankan nilai-nilai luhur budaya bangsa kita yang hormat kepada orang tua dan guru disiplin cerdas berkarakter serta tidak ada bully ke sesama manusia. Kita masih punya budaya ‘sipakatau, sipakalebbi’ (saling menghargai dan saling menghormati). Anak-anakku Dalam kehidupan kita butuh teman kita butuh sinergi bekerja sama dan berkolaborasi dengan orang lain dalam rangka mencapai kesuksesan bersama. Jangan sekali-sekali ada sifat sombong dalam diri kalian merasa diri lebih baik dari orang lain karena sifat itu membuatmu merasa cukup dan tak akan lagi mencari dan mengkaji ilmu sifat sombong tak ada rasa syukur itulah yang mendatangkan murka Allah. Nauzubillah tsumma nauzubillah. Anak-anakku Manusia dalam hidupnya tentulah tidak mengisolasi diri dari pergaulan. Kita yang belajar PPKN juga tahu bahwa perkembangan IPTEK dengan era digitalnya itu memang membawa dampak positif. Diantaranya mempermudah usaha. Tapi tentu saja ada negatifnya manakala manusianya hanya cerdas menggunakannya sementara tidak dibarengi dengan karakter atau moral yang baik. Marilah kita bersama memfilter pengaruh negatif itu dengan keimanan dan ketakwaan sebagai bangsa yang Pancasilais tentu kita masih punya nilai-nilai yang sudah mengkristal dalam diri bangsa kita sendiri itulah yang akan menjadi pedoman dalam melangkah untuk kita semua warga negara Indonesia. Anak-anakku tersayang Jagalah dirimu baik-baik. Bagi anak-anakku yang wanita jaga ada bulu marah jadilah wanita sholehah calon penghuni surga. Bagi anak-anakku putra jadilah pemimpin sebab laki-laki itu adalah pemimpin bagi wanita. Jaga dan sayangilah wanita sebagaimana engkau menjaga ibu dan saudarimu. Jaga nama baik orang tua dan juga sekolahmu. Kami semua akan bangga kalau kalian berprestasi dan menjadi pejabat atau orang ternama. Ingatlah selalu jasa orang tuamu yang berupaya maksimal agar kamu dapat melanjutkan pendidikan. Ingatlah saat kamu masih kecil, saat dia tertidur dan kau menangis … ibumu pun terbangun tanpa keluh kesah, mencuci pakaian, memasak dan menyetrikakan pakaian serta memenuhi kebutuhanmu.  Kini berniatlah akan membahagiakan mereka buatlah mereka tersenyum.  Itulah anak-anakku yang cerdas berkarakter. Jangan malu, sapalah kami gurumu yang sudah menua … guru yang tidak bisa mengingat semua peserta didiknya. Anak-anakku. Kelak kalian akan terjun ke masyarakat dan memimpin dirimu sendiri keluargamu dan juga masyarakat. Ibu sangat berharap kalian menjadi orang sukses sebab kesuksesan guru itu apabila siswanya lebih baik daripada dirinya. Dari palung hati yang terdalam ibu titipkan doa salam sehat, salam sejahtera dan sukses untuk semuanya.#

Facebook Comments
What's Your Reaction?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0

Tinggalkan Balasan

Back to top button

Adblock Terdeteksi !

Maaf Matikan dulu Adblock anda