Seminar di SMAN 3 Pinrang: MENJADI ENTERPERENEUR MUDA
Apa itu Enterpreneur?
Pertanyaan pemantik berulang dari pemateri seminar yang dipandu oleh Dra. Sitti Dahlia Azis, guru PPKn di sekolah yang sedang melaksanakan PEKASI (Pekan Kolaborasi Siswa = Panen Karya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) ke 2.
Menjual gorengan, bakso, membuat konten tik tok. Di Langnga ada Teras Pantai… menjadi fotografer atau peternak. Lanjut Sam memberi pemantik motivasi.
Enterpreneur . Mereka melakukan usaha, mencari uang dsngan bisnis, membuat produk dengan tujuan mencari nafkah dan kesejahteraan. Dalam dunia enterpreneur ada airmata dan bahagia.
Usaha untuk menghasilkan produk dan mendapatkan uang, menggaet relasiuntuk pengembangan bisnis dalam upaya mendapatkan kesejahteraan.
“Orang yang melakukan usaha untuk bahagia.” (Sam Smoother)
Semua usaha, kegiatan produksi ujungnya utk bahagia. Karena puncak usaha dan mendapatkan uang adalah untuk bahagia.
“Anda tidak perlu kerja keras untuk mendapatkan uang.” … tidak seperti itu. Sebuah pemahaman keliru. Harus ada usaha dan perjuangan. Kesuksesan tidak harus dengan modal besar.
MODAL?
Kalau harus berpatokan pada modal besar… berarti yang sukses itu hanya orang kaya. Ada orang yang punya modal, membuat perencanaan tertulis. Ternyata tdk juga sukses.
Usaha itu tidak bisa dilepas begitu saja. Hanya mengandalkan modal. Karena sesungguhnya orang lain tdk bisa menjalankan sesuai ide kita.
Dalam pikiran sebagian orang di kepalanya hanya ada KALKULASI. Selalu memikirkan keuntungan sebelum berbuat. Selalu kejar OMSET. Orientasinya selalu memikirkan keuntungan. Tapi apakah sudah bahagia?
Apakah guna profit bagus, omset bagus kalau kita tidak bahagia. (Corat Coret)
KAYA: luas defenisinya. Kaya harta, kaya pertemanan, kaya hati. Yang memiliki ketiga-tiganya hanya Rasulullah. Cuma ada dalam diri Rasulullah yang sulit diikuti oleh kita semua yakni KESEDERHANAAN
Banyak orang kaya tapi lupa diri. Krisis akhlak sudah menjadi-jadi. Misalnya tidak menghargai orangtua dan guru. Mereka merasa sudah menguasai digital, terlena dengan medsos dan bersifat konsumtif. Mereka belanja … tidak pakai uang tapi menghabiskan waktu di tik tok atau IG.
Membuka jalan baru.
Membangun mindset. Banyak orang disabilitas yang sukses. Apa yang salah dari diri kita. Alhamdulillah kalau dalam diri ada rasa ‘tahu diri’ … merasa tertantang untuk maju.
Permasalahan:
Sisi negatif dalam diri terkadang tak mau mengalah, merasa diri sendiri yang benar, tidak mau menerima pendapat orang lain (egois). Oleh Husnul Khatimah.
Jadikan sisi negatif menjadi positif.
Sisi negatif itu secara personal. Kita masukkan kedalam perusahaan. Personal brand.
Tidak percaya diri (Sakinah), ada yang merasa tidak pantas.
Cara mengatasinya tentu kita membuat sesi baru dalam sebuah Bimtek/Bimlat.
Orang kadang tdk tertarik kalau tidak punya kepentingan di dalam cerita kita. Atau tofik kita tidak disukai.Apakah ccook kalau kita bicara tentang renang ke penggemar sepak bola? Nah, jadilah pemerhati dan sanggup memberi ke orang lain.
Pada saat muncul sifat egois, saat itu kita tarik diri dan sadar ‘ini tidak perlu’ dan harus dibuang dalam diri calon leader. Kalah dan menang itu tergantung dari diri kita. Kita tidak tau kapan lidah ini menjadi ‘penbunuh bagi diri sendiri’.
Kita semua adalah pemenang, bukan pecundang. Sedikit beda itu lebih baik daripada sedikit lebih baik
“Saya mau ikut cara Dinda. Mau ikut pelatihan enterpreneur” bisik Sitti Dahlia Azis, seorang penulis, guru SMAN 3 Pinrang yang duduk disamping Sam (sebagai moderator).
Waktu kurang lebih 2 jam rasanya sangat sedikit untuk membahas masalah enterpreneur.
Pada kesempatan lain di waktu istirahat, Dahlia berucap “Dinda Sam sudah mampu mengkolaborasikan ilmu: bisnis, seni sebagai vokalis, Founder Corat-coret …” Bisik Dahlia sambil berjalan menuju ruangan Kepsek. Sam tersenyum, “terus berkarya jangan ragu dan selalu merasa diri tidak pantas.”
“Semangat” balas Dahlia sambil mempersilakan Sam menikmati makan siang. # dra siti dahlia azis