PAKAIAN DAN NILAI PERADABAN DAN AGAMA
Dra. Sitti Dahlia Azis – Fasilitator Bhineka Itu Kita (BAIK) #Pusat_Penguatan_Karakter_Kemendikbudristek_RI
Dalam hidup ini tentunya kita mempertimbangkan peradaban dan nilai agama saat meninjau tren pakaian yang terinspirasi dari zaman primitif adalah hal yang penting. Agama dan peradaban memainkan peran penting dalam membentuk nilai-nilai dan norma-norma yang mengatur cara kita berpakaian.
Dalam banyak tradisi agama, pakaian memiliki makna simbolis dan dapat mencerminkan identitas, moralitas, dan nilai-nilai spiritual. Beberapa agama memiliki aturan dan pedoman yang spesifik mengenai pakaian yang harus dipakai oleh pengikutnya, baik untuk memenuhi persyaratan etika, kesopanan, atau penghormatan terhadap keyakinan agama tersebut.
Namun, pakaian yang terinspirasi dari zaman primitif seringkali juga memiliki elemen kesederhanaan dan keterkaitan dengan alam, yang dapat sesuai dengan nilai-nilai agama tertentu. Pakaian yang sederhana, alami, dan ramah lingkungan dapat dilihat sebagai cara untuk menghormati ciptaan Tuhan dan menjaga keseimbangan dengan alam.
Penting untuk dicatat bahwa interpretasi agama dan nilai-nilai peradaban dapat berbeda-beda, dan setiap individu memiliki kebebasan dalam memilih cara berpakaian yang sesuai dengan keyakinan dan nilai-nilai mereka.
Dalam agama … saya punya dasar “Adabul Mar’ah” tetapi sebagai warga negara perlu juga menghargai perbedaan yakni toleransi
Menghargai “Adabul Mar’ah” dalam agama dan pada saat yang sama menjunjung tinggi nilai toleransi sebagai warga negara adalah pendekatan yang baik dan bijak. Memadukan keberagaman dan menghormati perbedaan adalah prinsip yang sangat penting dalam menciptakan masyarakat yang inklusif dan harmonis.
“Adabul Mar’ah” menekankan pentingnya tata krama, kesopanan, dan menghormati hak dan martabat wanita. Ini melibatkan cara berpakaian yang sopan dan menjaga diri agar tidak menarik perhatian yang tidak diinginkan. Prinsip ini seringkali dipandang sebagai cara untuk menjaga kehormatan dan integritas individu, serta menjaga harmoni dalam hubungan sosial.
Namun, sebagai seorang warga negara yang menghargai perbedaan, penting juga untuk mempraktikkan nilai toleransi. Toleransi berarti menerima dan menghormati keyakinan, budaya, dan cara hidup orang lain, bahkan jika mereka berbeda dengan kita. Ini adalah landasan penting dalam membangun kerukunan sosial yang kuat dan harmoni dalam masyarakat yang majemuk.
Dengan memadukan “Adabul Mar’ah” dalam prinsip dan nilai agama dengan nilai toleransi sebagai warga negara, kita dapat menciptakan lingkungan di mana keberagaman dihormati, saling pengertian tercapai, dan kerukunan menjadi kenyataan. 😊🌸
Pinrang, 27 April 2024