Disdik Sulsel Bersama Dewan Pendidikan Hadirkan 4 Pemateri Hebat di Dialog Akhir Tahun
Dinas Pendikan Provinsi Sulawesi Selatan bersama Dewan Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan menghadirkan 4 pembicara hebat dalam acara Dialog Akhir Tahun dengan tema ‘Proyeksi Pendidikan di Era Pandemi, di Hotel Whizprime Jl Jenderal Sudirman No. 30 Makassar, Jumat (11/12).
Keempat orang hebat ini, yaitu, Prof Dr H Hery Thahir, SH.MH, Prof Dr Armin Arsyad, MSi, Dr. Adi Suryadi Culla, MA, dan Dr Hasrul, SH.MH.
Mereka membicarakan sejumlah topik, untuk Prof Hery Thahir dengan topic Aspek Hukum Perlindungan Profesi Guru, Dr Hasrul, topic Save Guru Saatnya Lindungi Guru Dalam Bertugas, sementara Prof Armin Arsyad, Kebijakan Penerimaan Mahasiswa Baru pada PTN, dan Dr Adi Suryadi Culla dengan topic Partisipasi Masyarakat dalam Pendidikan (Curah pendapat pendidikan dan Komite Sekolah).
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan, Prof Dr Muhammad Jufri, MSi, MPsi, Psikolog yang membuka kegiatan dialog akhir tahun sebagai Penguatan Kelembagaan Dewan Pendidikan ini melahirkan rekomendasi yang bisa menjadi dasar atau acuan untuk pengembangan pendidikan di Sulawesi Selatan.
Forum ini, kata Prof Jufri, menjadi langkah strategis untuk merumuskan sejumlah pemikiran yang bisa didorong menjadi peraturan gubernur untuk dijadikan pedoman atau dasar dalam melakukan pembangunan pendidikan di Sulawesi Selatan.
Sebab selain menghadirkan 4 pembicara hebat, Disdik Sulsel bersama Dewan Pendidikan juga mengundang sejumlah tokoh pendidikan Sulsel, seperti rektor dan mantan rektor, pembantu rektor, Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten, Kota, ada Komite Sekolah, Kepala Cabang Dinas Pendidikan, Kepala Sekolah, pengawas dan sejumlah pemerhati pendidikan lainnya.
Ada sejumlah hal penting diungkapkan Prof Jufri untuk dijadikan bahan diskusi yang bisa didorong menjadi peraturan gubernur. Di antaranya, soal partisipasi masyarakat. Sebab menurutnya, selama ini partisipasi masyarakat untuk bidang pendidikan masih tergolong rendah.
“Kita ingin mendorong agar tingkat partisipasi masyarakat untuk berkontribusi dalam pendidikan lebih meningkat. Agar lebih jelas dan aman, kita ingin buatkan regulasi,” ucapnya.
Sebab faktanya, lanjut mantan Dekan Fakultas Psikologi UNM ini, banyak masyarakat dan orang tua siswa ingin berpartisipasi, tetapi sekolah-sekolah kita tidak berani menerima. Kenapa? Karena takut dianggap sebagai pungutan liar dan dianggap sebagai gratifikasi.
Dialog akhir tahun ini juga diharapkan Prof Jufri sebagai wadah untuk bisa melahirkan ide-ide segar, ide-ide cemerlang yang bisa memberi ruang gerak yang lebih luas yang bisa membuka komunikasi kepada pemerintah dan masyarakat. Sekali lagi, kata Prof Jufri, forum ini akan sangat berarti untuk memberikan nuansa pemikiran-pemikiran kita yang cerdas untuk membawa kondisi menjadi lebih baik lagi. # muasri