Wawasan

Belajar Menembus Batas-batas Ruang Kelas

Oleh DEDI SETIAWAN (Wakil kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMKN 7 PINRANG)

Paulo Freire seorang pendidik berkebangsaan Brazil yang dikenal dengan konsep pendidikan sebagai praktik pembebasan, sebuah praktik pendidikan yang mengembalikan kodrat manusia menjadi subjek bukan objek.

Dewasa ini, Pendidikan kita akrab dengan istilah MERDEKA BELAJAR. Pendidikan yang memerdekakan menjadi tajuk utama dalam Pendidikan Paradigma baru yang sejak lama digaungkan oleh bapak pendidikan Indonesi KI Hadjar Dewantara. Penulis memahami bahwa guru dalam menjalankan profesinya harus berjuang dan memperjuangkan Merdeka Belajar. Merdeka belajar adalah proses ikhtiar pada tujuan, memahami “why we should we teach a material” dan kaitanya dengan permasalahan kehidupan sehari-hari, Mandiri dalam mengatasi tantangan dan senantiasa Reflektif . Guru yang merdeka belajar adalah guru yang memanusiakan hubungan sebagai mana cita-cita pendidikan pembebasan ala Paulo Freire.

Dalam Praktek pembelajaran skala sekolah. SMKN 7 Pinrang menurut hemat penulis terus berbenah dalam pembelajarannya. Tulisan ini lahir dari refleksi penulis dalam pengamatan pembelajaran di sekolah yang mencoba menembus batas-batas tembok kelas. Menembus tembok kelas dalam artian materi pembelajaran yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan siswa untuk menyelesaikan tantangan dalam kehidupan sehari-hari dan pembelajaran yang nyaman dengan mengesplor lingkungan sekitar. Pembelajaran yang menyediakan pilihan tempat belajar dan strategi mengajar yang vareatif tidak terkungkung pada ruang ruang kelas secara substansi dan esensial.

“Pa guru, dalam kelas panas sekali”, “bu guru belajar di tempat terbuka sepertinya menyenangkan” adalah ungkapan yang sering peserta didik ungkap dalam pembelajaran. Bagi penulis memenuhi kebutuhan ,minat dan gaya belajar siswa adalah hadiah istimewa untuk mereka, untuk siswa yang dalam pembelajaran sebagai subjek-subjek pembelajaran. Di sekolah penulis kadang kala group whatsApp dipenuhi dengan foto-foto pembelajaran di luar kelas. Ada yang belajar di lapangan terbuka, di laboratorium, di kolam praktik, di mushollah, di ruang parkir dan diruang ruang nyaman di dalam maupun di luar lingkungan sekolah. Tentu ini kesepakatan peserta didik dan guru sebagai pemimpin pembelajaran. Berada dalam ruang kelas selama 6 sampai 8 jam sehari memang akan menimbulkan rasa bosan bagi peserta didik, sedangkan mereka harus merasa nyaman,aman dalam proses memaksimalkan semua sumber-sumber belajar.

Untuk mewujudkan pembelajaran yang menembus batas ruang kelas ,Penulis menawarkan beberapa aktivitas pembelajaran antara lain :

1. Aktivitas Pra Pembelajaran seperti melakukan Diagnogsis. Diagnogsis tidak hanya dikenal di bidang pendidikan tetapi juga bidang lain seperti kedokteran dan bisnis. Dalam dunia kedokteran diagnogsis digunakan untuk mengobservasi awal gejala yang dirasakan pasien untuk mengetahui penyakit yang diderita. Dalam dunia pendidikan kegiatan pra belajar bisa dilakukan diagnogsis baik kognitif maupun non-kognitif. Asesmen kognitif dengan tujuan mengdiagnosis kemampuan dasar peserta didik atau siswa pada suatu materi sedangkan diagnosis non-kognitif mengukur aspek psikologi dan emosional peserta didik sebelum memulai pembelajaran. Aktivitas pra pembelajaran berikutnya adalah Merancang pembelajaran, tujuan pembelajaran serta asesmen pembelajaran sesuai kebutuhan siswa berdasarkan hasil diagnosis sebelumnya. Penerapan Pembelajaran “at the right level”,tujuan pembelajaran dan assesmen yang sesuai adalah satu kesatuan tak terpisahkan.

2.            Aktivitas pembelajaran mencerminkan praktik –praktik baik dalam mencapai tujuan pembelajaran itu sendiri. Pembelajaran di desain untuk menggali dan memotivasi peserta didik sehingga akan lahir motivasi internal dari peserta didik , melibatkan murid dalam merencanakan tujuan pembelajaran sehingga terpahami pembelajaran yang mengarah pada relevansi yang dipelajari dengan kehidupan sehari hari, membelajaran yang memahamkan mamfaat mempelajari suatu materi, pembelajaran yang pemberian dukungan yang tepat serta kritik konstruktif, pembelajaran yang memberikan tantangan yang berkelanjutan, pembelajaran yang menyediakan pilihan dalam proses belajar mengajar, pembelajaran yang melibatkan siswa dalam merancang asesmen.

3.            Aktivitas pasca pembelajaran dilakukan refleksi untuk mengevaluasi pembelajaran itu sendiri baik secara konten maupun konteks serta merancang tindak lanjut pembelajaran yang berdampak dalam menyelesaikan tantangan kehidupan sehari-hari.

Kesemua praktik baik diatas adalah sebuah kesatuan pembelajaran yang menitikberatkan atau berfokus pada peserta didik. Dari konsep diatas pembelajaran di sekolah penulis kadang dilakukan di ruang terbuka atau Outdoor study. Menurut Dede Tatang manfaat  Outdoor study antara lain membuat siswa dan guru lebih fresh, menyenangkan dan tidak monoton, kreatif dan inovatif, serta menstimulasi siswa untuk mengenal dunia nyata. Meski pembelajaran oudoor study menyenangkan penulis mengidentifikasi kelemahan belajar diluar kelas antara lain tingkat konsentrasi, pengelolaan kelas yang rumit, manajemen waktu, hadirnya objek nyata membuat siswa mudah berpindah terhadap sesuatu atau tidak konsisten terhadap pandangannya.

Pada Akhirnya penulis menyadari bahwa pembelajaran harus mengikuti kodrat zaman dan kodrat waktu. Guru harus mengupdate pengetahuan dalam strategi pembelajaran dan memenuhi kebutuhan, minat ,bakat dan budaya belajar siswa. “Tidak ada siswa yang bodoh, mereka hanya belum menemukan guru yang tepat”. Terus bergerak, berdaya dan berdampak.#

Facebook Comments
What's Your Reaction?
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0
+1
0

Tinggalkan Balasan

Back to top button

Adblock Terdeteksi !

Maaf Matikan dulu Adblock anda